Eskimo Folktales #9 - Insects that Wooed a Wifeless Man | Serangga-serangga Pemikat Jomblo

Seorang bujang menyelamatkan salah satu dari Yang Tidak Berhidung, orang-orang dari bumi bawah. Pertemuan yang mengubah nasibnya.


Source: Pixabay

Dahulu kala ada seorang bujangan di sebuah kampung Eskimo.

Ya, begitulah cerita ini selalu dimulai.

Dia masih jomblo. Biasanya dia akan mengejar gadis-gadis setiap kali dia melihat mereka sedang bermain. Dan, biasanya gadis-gadis muda itu selalu melarikan diri darinya dan pulang ke rumah mereka.

Ketika musim perburuan besar dimulai, para pemburu melaut berasam kayak-kayak mereka. Tapi, selalu saja terjadi bahwa bujangan itu mempermalukan dirinya dengan tidur kesiangan setiap kali dia memutuskan untuk pergi berburu. Dia tidak bangun sampai matahari terbenam dan para pemburu mulai pulang membawa hasil tangkapan mereka.

Suatu hari ketika dia seperti biasa terbangun ketika matahari sudah terbenam, dia menyeret kayaknya ke pantai dan mendayung. Susah payah dia mendayung hingga rumah-rumah hilang dari pandangan, ketika tiba-tiba dia mendengar seorang lelaki berteriak: "Kayakku terguling, bantulah aku."

Dia pun mendayung ke sana dan membantu membalik kayak orang itu. Lalu dia menyadari bahwa orang itu adalah salah satu dari Yang Tidak Berhidung, orang-orang dari bumi bawah.

"Aku akan memberikan semua tilamku dengan hiasan taring walrus," kata lelaki itu.

"Tidak," kata si bujangan. "Hal-hal seperti itu tidak pantas saya terima. Satu-satunya hal yang tidak dapat saya atasi adalah kantuk saya yang menyedihkan."

"Kalau begitu, marilah kita ke darat," kata lelaki itu. Mereka pun mendayung ke tepi pantai.

Ketika mereka telah mendarat di pantai, Yang Tak Berhidung berkata: "Kau adalah orang yang telah menyelamatkanku ketika aku hampir mati."

"Aku kebetulan menyelamatkanmu karena aku melihatmu," kata bujangan itu. "Ini pertama kalinya selama berhari-hari aku akhirnya keluar bersama kayakku."

"Seekor binatang buas dan hanya satu-satunya yang bisa kamu pilih ketika kamu berjalan pulang. Dan berhati-hatilah, jangan pernah menceritakan apa yang telah kamu lihat atau kamu akan menderita dalam perburuanmu kemudian."

Itu adalah kata-kata terakhir orang itu. Kemudian si bujang pun mendayung pulang.

Tetapi, ketika saatnya seharunya dia datang, si bujang tak kelihatan. Gadis-gadis muda pun mulai bersukacita atas kemalangan yang pasti menimpa dirinya karena mereka tidak tahan melihat pria itu.

Tapi tiba-tiba si bujang muncul dan semua orang berseru: "Seseorang yang tampaknya mirip dengan si bujang sudah datang."

Semua gadis muda itu pun berlarian pulang ke rumah masing-masing.

"Si bujangan ternyata membawa hasil tangakapan," teriak seseorang.

Dengan susah payah sore beranjak turun ketika si bujang naik ke peradua dan dengan berat hari matahari mulai mengintip ketika si bujang berangkat berburu, jauh sebelum para pemburu lain bangun. Matahari hampir belum muncul di langit ketika si bujang pulang membawa tiga ekor anjing laut. Padahal, para pemburu lain baru bersiap-siap untuk berangkat.

Demikianlah hari-hari berlalu bagi si bujang. Pagi-pagi sekali dia sudah keluar dan ketika matahari baru saja mulai mendaki langit dia sudah pulang membawa tangkapannya.

Gadis-gadis muda itu pun mulai menggunjingkannya. "Apa yang telah terjadi si bujangan kita?" kata mereka.

Mereka pun mulai bersaing untuk menarik perhatian si bujangan. "Biar aju saja, biar aku saja," mereke berebutan maju mendekati si bujang.

Si bujang berbalik ke arah mereka. Dia tertawa dan lalu memilih yang terbaik di antara mereka.

Mereka pun tinggal bersama, si bujang dan si gadis. Setiap hari ada saja anjing laut yang ditangkap lelaki itu untuk dipotong. Akhirnya perempuan itu kelelahan dan menangis: "Mengapa kamu menangkap begitu banyak anjing laut?"

"Hm," katanya. "Anjing laut itu datang sendiri dan aku menangkap mereka. Begitu saja."

Tapi istrinya terus bertanya dan akhirnya sang suami berkata: "Caranya begini. Dahulu...," tetapi setelah mengatakan itu dia berhenti dan naik ke tempat tidur. Tapi, malam itu dia tak mudah tidur. Ketika matahari sepenggalah, dia baru terbangun dan berangkat melaut.

Hari itu dia cuma menangkap seekor anjing laut.

Pada malam harinya, istrinya mulai bertanya berulang kali seakan tidak akan berhenti. Akhirnya lelaki itu berkata: "Caranya begini. Dahulu... yah, aku bangun di malam hari dan mendayung ke laut, lalu mendengar seorang lelaki berteriak minta tolong karena kayaknya terbalik. Dan aku mendayung ke sana dan menolongnya. Ketika aku melihatnya, dia ternyata Yang Tidak Berhidung.

'Untunglah kamu tidak bersantai-santai di rumah," kata Yang Tidak Berhidung kepadaku.

'Aku bersanti tadi dan baru saja berkayak,' kataku."

Demikianlah dia menceritakan semua yang telah terjadi padanya hari itu dan sejak saat itu dia kehilangan kemampuan perburuannya. Sekarang penyakit kantuknya kembali dan dia kehilangan semuanya.


Source: Internet Archive

Akhirnya dia bahkan tidak punya cukup kulit untuk pakaian istrinya. Maka perempuan itu lari dan meninggalkannya. Dia mengejarnya tetapi perempuan itu kabur melalui celah di bebatuan, tempat sempit yang dia tidak bisa lewati begitu saja.

Dia akhirny berbaring menunggu saja. Lalu dia mendengar bisikan dari dalam: "Pergilah kamu kepadanya."

Lalu seekor lalat hijau merangkak keluar dan berkata: "Bawalah saya."

"Aku tidak akan membawamu," kata pria yang kehilangan istri itu, "karena kau makan dari tumpukan kotoran."

Lalat hijau itu tertawa dan merangkak masuk kembali. Tapi, lelaki itu bisa mendengar lalat itu berkata: "Dia tidak mau membawaku karena aku makan dari tumpukan kotoran."

Lalu ada bisikan lain di dalam: "Sekarang kamu keluar."

Lalu keluarlah seekor lalat. "Kamu boleh memiliki saya," katanya.

"Terima kasih," jawab pria itu. "Tapi, aku tak peduli pada apa yang kamu makan. Kau meletakkan telurmu di atas apa saja dan matamu terlalu besar."

Lalat tertawa dan masuk dengan pesan yang sama.

Lalu seekor lalat derek, yang kakinya panjang dan halus, keluar. "Bawalah aku," katanya.

"Tidak. Kakimu terlalu panjang," kata si bujang.

Lalat derek itu pun tertawa dan masuk lagi.

Seekor ulat kaki seribu muncul. "Bawalah aku," katanya.

"Aku tak akan membawamu," kata si bujang. "Kau punya terlalu banyak kaki. Badanmu juga menempel di tanah besama semua kaki-kaki itu. Dan matamu mengganggu."

Ulat kaki seribu itu tertawa dan masuk lagi. Di dalam sana terdengar bisik-bisik lagi.

Lalu, keluarlah seekor agas. "Bawalah aku," kata agas.

"Tidak, terima kasih, kamu menggigit," kata si bujang.

Agas itu tertawa dan masuk lagi.

Pada akhirnya istrinya memintanya masuk karena bujangan itu tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Bujang itu akhirnya bisa menyusup masuk melalui celah batu dan mememui istrinya.

"Sisirlah rambutku," kata lelaki itu, yang sekarang kembali berbahagia.

Istrinya mulai menyisir dan berucap: "Jangan bangun sampai burung lau mulai menangis: tidurlah sampai kita mendengar suara burung-burung muda."

Dan dia pun jatuh tertidur.

Ketika akhirnya dia bangun, dia tinggal sendirian. Bumi berwarna biru dengan musim panas dan burung laut menangis dengan berisik di tebing. Padahal, dia merangkak masuk ke celah baru itu pada musim dingin.

Ketika dia kembali ke kayaknya, kulit tangkapannya sudah membusuk.

Saya kira dia kemudian pulang ke rumah seperti biasa dan sekarang duduk dengan nyaman.



Cerita ini diterjemahkan dari "The Insects that Wooed a Wifeless Man" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.


#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar


Recent Posts


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
2 Comments