Eskimo Folktales #2 The Coming of Men, A Long, Long While Ago | Lahirnya Bumi dan Kedatangan Manusia

Nenek moyang kami mendongengkan tentang terciptanya bumi dan datangnya manusia dari luar bumi. Mereka dulu tak mengenal kematian.


Source: Pixabay

Nenek moyang kami telah memberi tahu kami banyak hal tentang lahirnya bumi dan manusia. Dan itu sudah lama sekali. Mereka yang hidup jauh sebelum zaman kami tidak tahu bagaimana menyimpan kata-kata mereka dalam lambang-lambang kecil seperti yang Anda baca sekarang. Mereka hanya bisa bercerita. Dan, mereka menceritakan banyak hal karena kami tidak mengetahui hal-hal tersebut, yang telah kami dengar berulang kali, sejak kami masih anak-anak. Para perempuan tua tidak menyia-nyiakan kata-kata mereka dan kami percaya pada apa yang mereka sampaikan. Usia tidak berbohong.

Sudah lama sekali ketika bumi akan diciptakan, ia jatuh dari langit. Bumi, bukit, dan batu, semuanya jatuh dari langit. Demikianlah bumi lahir.

Kemudian, setelah bumi tercipta, datanglah manusia.

Konon mereka datang dari luar bumi. Anak-anak kecil keluar dari bumi. Mereka keluar dari semak-semak willow, mereka semua berpakaian daun willow. Dan di sana mereka berbaring di antara semak-semak kecil: berbaring dan menendang karena mereka bahkan belum bisa merangkak. Dan mereka mendapat makanan dari bumi.

Lalu ada sesuatu tentang pria dan wanita, tapi apa itu? Tidak diketahui dengan jelas. Kapan mereka bertemu satu sama lain dan kapan mereka dewasa? Saya tidak tahu. Tetapi wanita itu lalu menjahit dan membuat pakaian anak-anak, lalu berjalan keluar. Dia menemukan anak-anak kecil dan mendandaninya dengan pakaian, lalu membawanya pulang.


Source: Wikipedia

Dengan cara ini, lelaki bertambah banyak.

Dan sekarang mereka begitu banyak dan ingin punya anjing. Maka, seorang laki-laki keluar dengan tali anjing di tangannya dan mulai membentak tanah sambil menangis “Hok-hok-hok!” Lalu, anjing-anjing itu bergegas keluar dari gundukan-gundukan tanah dan mengguncang-guncangkan dirinya keras-keras karena mantel mereka penuh pasir. Jadilah pria itu menemukan anjing.

Kemudian anak-anak mulai dilahirkan dan laki-laki semakin bertambah banyak di muka bumi. Mereka tidak tahu apa-apa tentang kematian pada waktu itu, sudah lama sekali, dan tumbuh menjadi sangat tua. Akhirnya mereka tidak bisa berjalan, menjadi buta, dan tidak bisa berbaring.

Mereka juga tidak mengenal matahari. Mereka hidup dalam kegelapan. Tidak ada hari yang menyingsing. Hanya di dalam rumah mereka ada cahaya dan mereka memasak air dengan lampu mereka karena pada masa itu air akan terbakar.

Orang-orang ini tidak tahu bagaimana harus mati. Yang jelas, mereka menjadi terlalu banyak dan memadati bumi.

Lalu datanglah banjir dahsyat dari laut. Banyak orang tenggelam dan laki-laki semakin sedikit. Kami masih bisa melihat jejak-jejak banjir besar itu di puncak bukit yang tinggi, tempat cangkang-cangkang kerang sering ditemukan.

Sekarang, setelah pria mulai berkurang, dua wanita tua mulai berbicara seperti ini:

"Lebih baik tanpa hari, jika demikian kita mungkin tanpa kematian," kata yang satu.

"Tidak; mari kita memiliki cahaya dan kematian,” kata yang lain.

Ketika wanita tua itu mengucapkan kata-kata tersebut, itulah yang mereka inginkannya. Terang datang dan kematian.

Menurut sahibulhikayat, ketika pria pertama meninggal, yang lain menutupi tubuhnya dengan batu. Tetapi tubuh kembali lagi. Mereka tidak tahu benar bagaimana cara mati. Jasad itu menjulurkan kepalanya dan mencoba untuk bangkit. Tetapi, seorang wanita tua mendorongnya kembali dan berkata:

"Banyak yang harus kami bawa dan kereta luncur kami kecil."

Saat itu mereka hendak memulai perjalanan berburu. Maka, yang mati dipaksa untuk kembali ke gundukan batu.

Sekarang, setelah manusia mendapat cahaya di bumi mereka, mereka dapat melakukan perjalanan dan berburu dan tidak lagi perlu makanan dari bumi. Dengan adanya kematian, datang juga matahari, bulan, dan bintang-bintang.

Karena, ketika manusia mati, mereka naik ke langit dan menjadi terang bersinar di sana.


Source: runsickcattle.com


Catatan Cerita ini diterjemahkan dari "The Coming of Men, A Long, Long While Ago" di Eskimo Folk-Tales karya Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.

This is part of my project to publish a book on Eskimo mythology based on Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921). Read all stories in #eskimofolktales.



#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book


Recent Posts


I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
1 Comment