Dalam Masyarakat Aceh, menepung tawar merupakan salah satu adat yang berlaku sampai sekarang ini. Adat menepung tawar berlaku pada semua kegiatan yang ada dalam masyarakat. Mulai dari adat menepung tawar kereta baru yang beli, sampai kepada menepung tawar kegiatan-kegiatan yang bentuknya sosial.
Budaya menepung tawar dalam masyarakat Aceh merupakan satu budaya yang masih dipertahankan sampai saat ini, karena tiap keadaan yang terjadi dilakukan menepung tawar dengan cara meminta doa dan didoakan bagi setiap anggota keluarga yang ada, baik yang masih hidup maupun yang sudah tiada sekalipun.
Dalam kehidupan masyarakat Aceh, menepung tawar atau lebih dikenal dengan sebutan Peusijuk merupakan tradisi yang sudah turun temurun dilakukan dan dipertahankan.
Baru-baru ini dalam kehidupan keluarga saya juga dilakukan serangkaian adat "Peusijuk" bagi buah hatiku tercinta Rania Dengan harapan agar buah hatiku menjadi anak yang Saleh, berguna bagi agama dan bangsa dan menjadi anak yang berbakti kepada saya dan istriku terkasih Muthmainnah Juga mempunyai pendirian, suka dan akhlak yang mulia, yang selalu menghargai orang lain dalam keadaan apapun.
Menepung tawar atau Peusijuk, atau lebih dikenal dengan turun tanah anak kami, juga merupakan satu bentuk adat dan tradisi yang masih sangat kental kami yakini, dengan keutamaan doa-doa yang dipanjatkan oleh ulama, keluarga dan sahabat sekalian.
In Aceh society, bargaining is one of the customs that prevailed to this day. Adat bargains apply to all activities that exist in the community. Starting from the customs of bargaining new buggies to buy, until to lay bargaining activities that its social form.
The culture of bargaining in Aceh society is a culture that is still preserved to this day, because every circumstance is done to bargain by praying and praying for every member of the family that exists, whether alive or even gone.
In the life of the people of Aceh, bargaining or better known as "Peusijuk" is a tradition that has been handed down and distributed and maintained.
Recently in the life of my family also performed a series of custom "Peusijuk" for my beloved baby Rania Althafunnisa With the hope that my baby be a son of Saleh, useful for religion and nation and become a devoted child to me and my beloved wife Muthmainnah It also has noble stances, likes and morals, who always respect others in all circumstances.
Shedding the bargain or Peusijuk, or better known as the descent of our children's land, is also a form of customs and traditions that are still very strong we believe, with the primacy of prayers offered by scholars, family and friends.
