Betterlife Diary Game, 16/11/2023 | Imigran Rohingya Terdampar Di Pesisir Aceh

Betterlife Diary Game"Hot News Community" Imigran Rohingya kembali mendarat di pesisir pantai Aceh
Salam hangat sahabat inspiratif
Ratusan imigran asal rohingya yang terdampar di Aceh. Hampir seribuan warga setempat ikut memadati sepanjang pesisir pantai Uleemadon-Bungkaih

Sepanjang hari ini, tidak ada aktivitas apapun uang saya kerjakan, baik di kebun maupun disawah. Karena sudah dua hari ini kondisi kesehatan saya sedikit terhanggu, jadi saya hanya istirahat total untuk menstabilkan kembali kesehatan tubuh. Saya hanya bangun untuk menunaikan kewajiban shalat dhuhur, setelahnya saya kembali bermalas-malasan di tempat tidur. Sebenarnya bosan juga rasanya menghabiskan waktu sepanjang hari hanya di tempat tidur. Namun, demi kesehatan saya hanya bisa pasrah saja. Memasuki waktu shalat ashar kembali saya terbangun, kali ini bukan karena lantunan adzan, namun karena kegaduhan diluar rumah oleh beberapa ibu-ibu yang tengah membicarakan imigran rohingya yang terdampar di kampung kami yang hanya berjarak 200 meter dari pesisir pantai. Lama saya menguping dari dalam rumah, kesabaran saya akhirnya luluh juga.

Setelah selesai mengerjakan shalat Ashar, dengan langkah yang masih sedikit sempoyongan saya keluar mengendap-endap tanpa diketahui oleh istri saya yang kebetulan sedang berada di ruangan depan. Dengan hati-hati saya menuntun sepeda motor lewat belakang. Dan baru menyalakannya setelah saya rasa aman dari pendengaran istri saya

Saat berada di pesisir pantai

Hanya butuh waktu tak lebih dari 2menit lamanya, saya sudah sampai ke lokasi. Sesampai di penyebrangan rel kereta api beberapa petugas parkir mengarahkan setiap pengendara untuk memarkirkan sepeda motor di tempat yang ditunjuk. Saya langsung menuju lokasi dengan berjalan kaki. Dan betapa kagetnya saya ketika sampai disana, sepanjang pesisir pantai sudah disesaki ratusan warga masyarakat, baik warga setempat maupun masyarakat luar yang ingin menikmati momen yang langka ini, saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Dengan berbekal smartphone kualitas rendah saya langsung menyasar beberapa momen untuk saya abadikan. Dan inilah beberapa diantaranya hasil jepretan saya

Ratusan warga dari nerbagai daerah
Petugas basarnas dan petugas kepolisian
Petugas medis, pers dan kodim kecamatan
Kondisi Imigran Sangat Memprihatinkan

Setelah lama mengamati keadaan sekeliling, akhirnya saya merapat dan merangsek masuk ke security line atau tali plastik yang dibentangkan untuk membatasi kelompok imigran. Walaupun sedikit sulit, akhirnya saya bisa berdiri di barisan paling depan yang hanya berjarak 3-5 meter dari imigran tersebut. Sejenak, saya merasa sedih dan prihatin melihat kondisi mareka yang kelelahan, kelaparan dan terkesan compang-camping. Ada yang tertidur, menangis seakan mengiba atau memohon belas kasih dari ratusan warga masyarakat yang berkerumun disekeliling kelompok mareka

Waktu terus melaju, seiring meredupnya cahaya matahari di ufuk barat. Namun beberapa warga setempat dari unsur kepudaan tak pernah berhenti berkeliling meminta keikhlasan dari setiap warga, dan tak percuma hampir sebahagian warga menyumbang alakadar uang yang mareka bawa. Dan hasil sumbangan tersebut dibelikan makanan dan minuman ringan untuk dikonsumsi oleh mareka. Ada juga yang menyerahkan pakaian bekas dan layak pakai

Di tempat terpisah beberapa elemen terkait dari berbagai pihak, akhirnya mareka memutuskan untuk memulangkan mareka kembali kelautan lepas. Dengan bantuan puluhan liter bahan bakar juga berbagai bahan makanan maupun minuman

Diarahkan menuju perahu
Petugas menjaga ketat agar mareka tidak lari dan membaur dengan warga
Beberapa wartawan pers ikut membantu proses pemulangan mareka ke perahu
Momen akhir, kepergok sama istri

Dari jauh terdengar sayup-sayup lantunan ayat-ayat suci dari pengeras suara, pertanda waktu magrib akan segera tiba. Tak ingin membuat istri kebingungan dirumah, saya menyudahi momen ini dan langsung beranjak pulang. Belum jauh saya berjalan saya kaget saat saya dihadang oleh istri dan putri saya

Dengan berbagai alasan, akhirnya saya lolos dari kemarahan istri karena pergi tanpa memberitahukannya. Momen terakhir pun tiba, saya menyerahkan smartphone saya untuk mengabadikan momen langka ini

Membelakangi para imigran
Jari istri saya memang belum profesionsl seperti layaknya photograper

Setelah mengambil beberapa gambar, kami bertiga langsung pulang untuk menunaikan shalat maghrib yang tinggal beberapa saat lagi. Selepasa maghrib, saya mendengar berita bahwa mareka loncat kembali, tak mau dipulangkan. Baru sekitar jam 21.00 wib malam baru berhasil memulangkan mareka

Inilah berita hangat yang dapat saya rangkum hari ini, semoga ada manfaatnya buat stemians. Sampai jumpa di next post

o1AJ9qDyyJNSpZWhUgGYc3MngFqoAMwLqWQ6NeJbVLn8MhwrN.jpeg

Vote for Witness @pennsif

Tentang Saya

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
7 Comments