Bitcoin’s Bubble (Bilingual)

In the wake of his gruesome death, Sophia was aware of the great mistake he had committed by betraying her dearly husband: Cornelis Sandvoort. Betrayal for his love for the painter, Jan van Loos. In his consciousness, the surge of romance began to shrink so he told the intermediary; "Tell him the fever is healed."

The message is twofold; the fire of romance has died out and the tulip fever has stopped. The price of tulips at that time was not rational. A set of tulips containing 40 stalks sold for 100,000 florins. In fact, the average income of middle-class Dutch families in the mid-17th century was only 150 florins. Tulip type viceroy price is equivalent to two tons of butter or thousands of florins. It is not rational for a flower whose age is far below human beings to be worth more than human life.

Is the bitcoin price (BTC) currently irrational?

Throughout history, Bitcoin has scored a record high at 21,851 US dollars or has touched Rp295 million. At the time this article was written down at 16,451 US dollars or about Rp245, 9 million. However, Bitcoin is still at the level of "surprising" because it has gone hundreds of times.

If you read the article of some cryptocurrency market analysts, all reminded to be careful with this phenomenon. Cryptocurrency trading is very volatile and unpredictable. The range between the highs and lows in one trading day is very volatile and thus contains many risks (and of course opportunities). This is different from the trading on the Indonesia Stock Exchange which enacts autorejection; where the transaction value of one issuer above 35 percent is directly rejected by the system.

However, in the middle of a predictable Bitcoin chart, there is an opportunity for traders. For those who have been storing Bitcoin for a long time, this course is the right time to take profit. However, many do not have time to taste the maximum profit because when the price rose 100 percent, generally immediately sell all. This is because the safe looking position for traders can not wait for Bitcoin to reach the maximum price (which is difficult to predict). Like Warren Buffett's message in stock trading, in cryptocurrency there is also a shift of money from impatient people to the patient. So be patient when prices go down or up. Don’t be panic. The cryptocurrency market is very dynamic.

No one knows whether Bitcoin is currently looking for a new equilibrium price or instead its bubble will explode as a tulip flower. Usually, after reaching the highest price and the market becomes saturated, the graph will decrease drastically. Is this what will happen to Bitcoin, interesting to wait for. For those who have done top up to buy, of course have to be careful not to lose profit or even loss in large amount. If the current Bitcoin keeps going up, it's not a permanent condition. Likewise when the price goes down. Speculation in the crypto market is very risky. Emotional control is needed in making decisions.

This article does not recommend anything in response to Bitcoin bubbles. Just a reminder to keep being cautious in responding to Bitcoin bubbles. As many experts say crypto, in this market we can be a rich person before going to sleep, but when we wake up, we have become poor people. Or if that happened before, then you are a lucky person. However, the luck is unreliable and can not be analyzed. So, be careful in the deal.

Image Source: 1, 2, 3


*INDONESIA*

Gelembung Bitcoin

Ketika siuman dari kematian sandiwaranya yang mengerikan, Sophia menyadari kekeliruan besar yang sudah dilakukannya dengan berkhianat kepada suami yang sangat menyayanginya: Cornelis Sandvoort. Pengkhianatan demi cintanya kepada sang pelukis, Jan van Loos. Dalam kesadarannya, gelora asmara mulai menyusut sehingga ia mengatakan kepada perantara; “Katakan padanya demam itu sudah sembuh.”

Pesan itu bermakna ganda; api asmara sudah padam dan demam tulip sudah berhenti. Harga bunga tulip pada masa itu memang tidak rasional. Satu set bunga tulip berisi 40 tangkai dijual seharga 100.000 florin. Padahal, pendapatan rata-rata keluarga kelas menengah Belanda pada pertengahan abad ke-17 itu hanya 150 florin. Tulip jenis viceroy harganya setara dengan dua ton mentega atau ribuan florin. Sungguh tidak rasional sekuntum bunga yang usianya jauh di bawah manusia bisa seharga lebih tinggi dari nyawa manusia.

Apakah harga bitcoin (BTC) sekarang ini sudah tidak rasional?

Sepanjang sejarah, Bitcoin sudah mencetak rekor tertinggi pada harga 21.851 dolar AS atau sudah menyentuh Rp295 juta. Pada saat artikel ini ditulis sudah turun pada 16.451 dollar AS atau sekitar Rp245,9 juta. Meski demikian, Bitcoin masih  berada pada level “mengejutkan” karena sudah naik ratusan kali lipat.

Kalau membaca artikel beberapa analis pasar cryptocurrency, semuanya mengingatkan untuk berhati-hati dengan fenomena ini. Perdagangan cryptocurrency memang sangat fluktuatif dan sulit diprediksi. Rentang antara harga tertinggi dan terendah dalam satu hari perdagangan sangat fluktuatif sehingga mengandung banyak risiko (dan tentu saja peluang). Ini berbeda dengan perdagangan di Bursa Efek Indonesia yang memberlakukan _autorejection_; di mana nilai transaksi satu emiten di atas 35 persen langsung ditolak oleh sistem.

Namun, di tengah grafik Bitcoin yang sudah diprediksi, mengandung peluang bagi para traders. Bagi yang sudah menyimpan Bitcoin sejak lama, tentunya ini saat yang tepat untuk mengambil profit. Namun, banyak yang tidak sempat mencicipi profit maksimal karena ketika harga naik 100 persen, umumnya langsung menjual seluruhnya. Ini terjadi karena posisi cari aman bagi traders atau tidak sabar menunggu Bitcoin mencapai harga maksimal (yang memang sulit diprediksi). Seperti pesan Warren Buffett dalam perdagangan saham, dalam cryptocurrency juga terjadi perpindahan uang dari orang yang tidak sabar kepada orang sabar. Jadi, bersabarlah ketika harga turun atau naik. Jangan panik. Pasar cryptocurrency sangat dinamis.  

Tidak ada yang tahu apakah saat ini Bitcoin sedang mencari harga keseimbangan baru atau malah gelembungnya akan meledak sebagaimana bunga tulip. Biasanya, setelah mencapai harga tertinggi dan pasar menjadi jenuh, grafiknya akan menurun drastis. Apakah ini yang akan terjadi pada Bitcoin, menarik untuk ditunggu. Bagi yang sudah melakukan top up untuk membeli, tentu harus berhati-hati agar jangan sampai kehilangan profit atau bahkan merugi dalam jumlah besar. Kalau saat ini Bitcoin terus naik, itu bukan kondisi yang permanen. Demikian juga ketika harganya turun. Spekulasi di pasar kripto sangat berisiko. Pengendalian emosi sangat dibutuhkan dalam mengambil keputusan.

Artikel ini tidak merekomendasikan apa dalam merespon gelembung Bitcoin. Hanya sekadar mengingatkan kembali agar tetap berhati-hati dalam merespon gelembung Bitcoin. Seperti kata banyak pakar kripto, di pasar ini kita bisa saja seorang kaya sebelum tidur, tetapi ketika bangun, kita sudah menjadi orang miskin. Atau kalau yang terjadi sebelumnya, berarti Anda termasuk orang beruntung. Namun, keberuntungan itu tidak bisa diandalkan dan tidak bisa dianalisis. Jadi, tetapkan berhati-hati dalam transaksi.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
21 Comments