Nge-trend Aceh

SEPERTI saya sebut sebelumnya, sebagian stemians Indonesia mengelola media online. Sering juga media ini disebut media siber. Kali ini saya mengulik http://www.acehtrend.co. Di bawah bendera PT. Aceh Trend Mediana, @rismanrachman mengelola media itu. Dia menjadi direktur utama.

Dari sisi nama, tampaknya Risman ingin Aceh nge-trend, atau menge-trend-kan Aceh. Itu tafsiran saya saja. Jika stemians lainnya tentu bisa menafsir berbeda. Tampaknya, portal ini menyajikan artikel sebagai sajian utama. Jika pun menulis berita, dari gayanya, tampaknya memilih menasbihkan diri pada gaya news analysis. Sehingga, berita bukan sekadar level satu, namun diambil pada sisi lapis dua. Kalau tak salah saya dalam jurnalisme ini disebut secondary news.

Memilih berbeda dengan media online lainnya tentu memiliki tantangan tersendiri. Saya melihat, Indonesia belum memiliki konsep bisnis online yang pas. Semua media masih melakukan ujicoba. Begitu juga dengan Aceh Trend. Memilih format artikel tentu butuh fondasi dana yang besar. Perlu keseriusan redaksi untuk mengajak sejumlah kolumnis.

Pemuatan opini melalui online sebelumnya dimulai oleh Aceh Institute. Di situ, semua artikel dimuat tentu dengan bayaran terbilang lumayan.

Pola Aceh Trend ini tentu juga dalam ujicoba Risman. Apakah media ini bisa menempatkan diri di hati pembaca. Bukan hanya itu, sebagai media, tentu dia butuh biaya operasional. Apakah media ini bisa menggaet kue iklan. Beberapa iklan saya lihat sudah ada di laman portal itu. Itu kabar baik untuk memperpanjang usia media tersebut.

Selain itu, sejumlah kolumnis di sini terbilang beragam. Mereka sebagian aktivis, akademisi, praktisi, pengamat dan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Itu sungguh menyenangkan. Sebagian tulisan saya baca kritik tajam. Sebagian lagi menulis dengan gaya nyindir pemerintah. Semua penulis punya gaya dan khas tersendiri. Ini memperkaya pembaca untuk melihat keunikan dan kehebatan kolumnis di media itu.

Terlepas apa pun yang ditulis dalam media itu, saya tentu mengapresiasi semua langkah untuk mempopulerkan Aceh. Jangan sampai Aceh ini hanya dikenal pada dua kata yaitu “tsunami” dan “perang”. Ada satu kata lagi yang populer dari Aceh yaitu “ganja”.

Akan menyenangkan jika Aceh dikenal dengan kata lainnya seperti – indah, lestari, islami, santun, beradab- dan lain sebagainya. Kebaikan Aceh, keindahan provinsi itu dan segala sisi positifnya harus dikampanyekan ke masyarakat dunia. Agar mereka paham, bahwa Aceh sungguh indah dan patut dikunjungi saban tahun.

Selamat membaca Aceh Tren, media yang mempopulerkan Aceh di mata dunia.

Salam Komunitas Steemit Indonesia

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
64 Comments