Setelah Sukses ...

DALAM hidup, sesungguhnya ada dua cobaan. Pertama cobaan serba kekurangan, kemiskinan membelit keluarga, tanpa penghasilan, serba minimalis dalam hidup. Cobaan kedua, ketika apa yang disebut-kaya-itu datang. 

Lazimnya, ketika menghadapi serba kekurangan, serba minimalis dengan pendapatan terbatas, semua manusia lolos menghadapi cobaan ini. Maka, dia akan hidup sederhana, lebih santun, lebih bijak bersikap dan bisa meredam emosinya. 

Umumnya, untuk cobaan kedua, manusia jarang lolos. Saya tak menyatakan tak ada yang lolos ya. Lazimnya, sebagian besar akan merubah gaya, bisa menilai dengan sinis ke sesama, dan perilaku negatif lainnya. 

Tulisan ini meneruskan tulisan saya sebelumnya soal komitmen. Dua cobaan itu sebenarnya suatu ikhtiar untuk menguji ketangguhan diri dan sikap manusia. Manusia tangguh tentu akan mampu melampaui keduanya. 

Maka, tak heran, kita melihat ada dermawan yang rela bersusah payah untuk membantu kaum papa. Rela menghabiskan sebagian besar waktunya menolong orang miskin, menguras pendapatan dan energinya untuk berbagi dengan sesama. 

Maka ada pula manusia yang tiba-tiba angkuh. Melupakan proses yang dilaluinya untuk mencapai kata-sukses-tadi itu. Maka, dari sinilah muncul pandangan lama soal pertemanan. 

Dalam satu buku tentang psikologi, saya lupa judul bukunya, saya membaca seorang pendapat psikolog yang menyatakan dalam lingkaran kehidupan kita sebenarnya yang dimaksud teman itu hanya dibawah angka sepuluh saja. 

Sungguh sedikit sekali. Teman dalam konteks ini berarti dia ada dalam setiap tarikan nafas kita. Saat susah dan senang selalu saja menemani perjalanan kita ketika kita berdua, maka dia pun terluka. Begitu juga ketika kita salah mengambil keputusan, dia berupaya membantu memperbaiki keadaan.

Sebaliknya, ketika kita bahagia, dia akan turut merasakan kebahagiaan yang sama. Pertanyaannya seberapa jumlah orang yang dalam arti itu berada di lingkaran kita? Jawabannya bisa beragam. Bisa satu atau sepuluh.

Maka, setelah sukses, idealnya kita sadar darimana kita berasal, komunitas kita sebelumnya dan lain sebagainya. Mari terus memperbaiki diri..

Image source: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
54 Comments