Salam Aidil Fitri 🎉🎆

Ah ya! Sebulan itu hanya sekejap saja. Cuma 30x24 jam. 30 malam begadang, untuk tadarusan baik tadarusan AlQuran maupun tadarusan Steemit, tergantung hobi masing-masing. Seperti salah satu ungkapan populer masyarakat Seunuddon, "Time flies", waktu benar-benar "terbang", dalam artian "berlalu dengan cepat". Baru kemaren rasanya makan sahur hari pertama di tahun ini, eh tadi sudah berbuka yang terakhir untuk tahun ini dan bisa saja menjadi buka puasa terakhir seumur hidup, hiiii, ngeri tidak? Bayangkan: tahun depan saat Ramadhan tiba, ketika kamu bangun untuk sahur, kamu tersadar bahwa kamu sudah berada di sisi dimensi yang lain. Hiii. Tidak bisa lagi menikmati segarnya cendol Cek Imran saat beduk magrib tiba.

"Waktu ibarat pedang. Jika engkau tidang menggunakannya dengan benar, ia akan memotongmu." ~> Saya lupa siapa yang mengatakan ini atau di mana saya pernah membacanya atau apa benar begitu kalimatnya, tapi setidaknya kalimat perumpamaan itu -meskipun tidak tepat kata per kata- tetap juga masih mengandung unsur masuk akal.

Jadi, 30 hari Ramadhan 2018 Masehi sudah terlewati. Sekarang saatnya menikmati gema-gema suara berbahasa Arab yang diperkeras dengan pengeras-pengeras suara elektronik. Suara-suara berirama itu menggelegarkan puja-puji atas nama Tuhan, sebagai bentuk syukur atas segala hal yang bisa disyukuri.

Pernah kudengar dari seorang temanku, kegembiraan saat menyambut Ramadhan dan melaluinya hari per hari dan juga kegembiraan yang penuh kesyukuran saat fajar pertama Syawal menampakkan diri di kaki langit timur, adalah tanda-tanda yang positif secara relijius. Berdasarkan premis tersebut, saya pun berpikir bahwa di sinilah dua di antara saat-saat di mana seorang muslim bisa sedikit banyak mengukur pencapaiannya secara relijius, ketika perasaan bisa difungsikan untuk itu. Dan itu harus sebisa mungkin terlepas dari pengaruh-pengaruh materi duniawi. Itu memang sebuah hal yang sangat kompleks sebab hanya Raqid dan 'Atid saja yang punya akses kepada grafik relijius seseorang secara terperinci.

Meskipun saya tidak terlalu paham dengan aspek-aspek non logika seperti "perasaan", tetapi saya bisa memahami premis mengenai perasaan yang mencerminkan keadaan spiritual semasa. Orang merasa senang karena melakukan hal-hal yang telah dipahaminya sebagai kebaikan-kebaikan. Jadi, siapapun engkau, kuharapkan hari-hari kita selalu dipenuhi kebahagiaan, atau agar engkau dan diriku selalu bisa menemukan jalan menghadapi segala bentuk kegundahan yang datang di hari-hari kita.

Dari suatu tempat di Kota Lhokseumawe ini, di bawah gelegar takbir jalanan dan yang berkumandang dari pengeras-pengeras suara di mesjid-mesjid, kukirimkan kepada siapapun dan di manapun dikau yang membaca ini: Selamat Hari Raya 'Idul Fitri 1439 H. Mohon maaf segala silap, disengaja atau tidak.

image
Gambar Dok. Pribadi, diolah dengan aplikasi PicSay


Terimakasih.

The City of @neoxian
Slot Kosong.

situs web | Server Discord

From Indonesia With L💜VE


@aneukpineung78 | Telegram Saya

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
17 Comments