Menyicip Kuliner Dari Tulisan, Kekuatan Kata Melukis Rasa; #Catatan Penjurian

Menyicip Kuliner Dari Tulisan, Kekuatan Kata Melukis Rasa; Catatan Penjurian

SETIAP hari kita menikmati kuliner, tetapi tidak semua orang bisa menulis tentang kuliner. Membuat, menikmati, dan menulis adalah tiga hal berbeda. Orang yang bisa memasak belum tentu bisa menulis, orang yang bisa menulis, belum tentu bisa memasak dan belum tentu bisa menilai kelezatan sebuah masakan.

Ketika ditawari menjadi juri Steemit IndonesiaChallenge8 yang bertema “Kuliner Nusantara”, saya langsung menyanggupinya. Setidaknya ada dua hal yang menjadi pertimbangan; pertama, dalam mata kuliah Penulisan Feature, saya selalu menugaskan mahasiswa menulis tentang kuliner. Terkadang, kami menikmati kuliner bersama dan mendiskusikan apa saja yang menarik untuk ditulis.

Kedua, saya menyukai berbagai jenis kuliner. Perut saya termasuk welcome terhadap berbagai jenis masakan, sejauh itu halal. Saya bisa menikmati ikan salmon mentah dan hanya disiram cuka, bisa makan salad dengan bumbu seperti balsem, makan gumbo (bubur khas New Orleans) yang rasanya aneh, sop ginseng (dalam seekor ayam kecil dimasukkan nasi, dan berbagai jenis kuliner lainnya. Satu hal yang menjadi catatan, saya tidak suka masakan terlalu pedas.

Selain itu, setiap Ahad saya menikmati liputan kuliner di media cetak (terutama Kompas) dan elektronik. Di TV, sajian kuliner biasanya berada di akhir berita, kecuali acara khas kuliner seperti kuliner ekstrem. Biasanya, yang menjadi topik liputan kuliner adalah yang memiliki sisi keunikan dan khas. Baik dari sisi makanannya maupun tempat. Misalnya, ada makanan yang disajikan dalam wadah dudukan toilet, atau ruang makan yang dirancang seperti penjara. Berbagai cara dilakukan untuk mengundang pelanggan.

Steeemit IndonesiaChallenge8 memang mengusung tema khas; “kuliner Nusantara” yang sejak awal dikeluhkan segelintir kaum lelaki yang mengaku awam tentang kuliner. Entah karena alasan itu, jumlah peserta kali menurun menjadi sekitar 73 postingan. Jenis kuliner umumnya hampir sama, dan yang paling banyak adalah tentang mie aceh, kuah beulangong, kari kambing, dan sate. Ada beberapa peserta yang memposting kuliner yang unik, atau kuliner yang umum kita kenal, tetapi dengan nuansa berbeda, seperti bebek kuntilanak @kakilasak. Nama kulinernya menakutkan, tapi tentu saja bebeknya menggugah selera. Saya jadi ingat dengan martabak pocong di Jalan Gatot Subroto, Medan, Sumatera Utara. Bukan hanya namanya, di dekat penjual martabak itu juga ada pocongnya. Tentu saja mainan.

Kian Kompetitif

Entah karena pengaruh postingan teknis menulis, atau ada faktor lain, postingan peserta kali ini semakin bagus, meski harus diakui masih ada yang membuat kesalahan yang itu-itu juga. Misalnya, tentang penggunaan huruf kapital kuliner, sudah pernah saya posting, @zainalbakri dan @masriadi juga, bahwa harus menggunakan huruf kecil. Penulisan yang benar adalah “mie aceh dan bukannya “mie Aceh”, sebab frasa Aceh sudah merujuk ke nama makanan, bukan daerah. Demikian juga “sate padang” dan bukan “sate Padang”.

Namun, sebagian besar kesalahan seperti itu sudah diperbaiki. Sehingga, meski naskah yang masuk 73 postingan, persaingannya sangat ketat. Sejak hari pertama pengumuman, saya sudah membacanya dengan menyicil dan langsung membuat nominator jika ada postingan yang bagus. Sehingga, terpilihnya 17 nominator yang punya peluang masuk enam besar. Jumlah ini, lebih besar dari lomba sebelumnya.
Inilah 17 postingan yang menjadi nominator:

  1. Salak Pliek Aceh Penganan Primadona Ibu Hamil | @faisalimmer |
  2. Asam Kareng, Kudapan Sederhana Penggugah Selera | @rahmanovic |
  3. Nikmatnya Rujak Batee Iliek, tak Tersisa Sampai Tetesan Terakhir | @zulkarnain |
  4. Sebuah Kelezatan Nusantara yang Disajikan Dalam Bentuk Mie | @mirzacho |
  5. Kuah Beulangong, Penghubung antar-sesama Masyarakat Aceh | @daiky69 |
  6. Gulai Umbut, Sajian Hajatan Melayu Tamiang untuk Tamu Spesial | @klen.civil |
  7. Serabi Jawa, Jajanan Khas Nusantara | @yulimia |
  8. “Idang Meulapeh” : Adat Penyajian Hidangan Menyambut Tamu Pengantin Baru di Aceh | @indazu |
  9. 10 Kuliner Khas Favorit di Aceh | @citrarahman |
  10. Kuliner Indonesia: Kesegaran Es Pisang Ijo Sebagai Hidangan Penutup | @gunawanramli |
  11. Bebek Kuntilanak – Sajian Gulai Bebek Khas Aceh Ala Pak Nasir | @kakilasak |
  12. 10 Kuliner Khas Favorit di Bangka Belitung | @citrarahman |
  13. Mie dan Kuah Cumi Pedas | @barvon |
  14. Kari Daging Sapi, Kuliner Khas Aceh yang Kaya Rempah | @azissuloh |
  15. Santap Siang Dengan Mie kocok Mutiara | @rahmanovic |
  16. Bakso, Kuliner Nusantara Kesukaan Barack Obama | @nayya24
  17. Syahdunya Musik dan Harumnya Kopi | @halidabahri |

Memang ada beberapa postingan dari penulis yang sama. Dari segi materi kuliner, postingan @citrarahman tentang kuliner di Bangka Belitung lebih menarik dibandingkan dengan kuliner di Aceh yang sudah familiar di telinga. Namun, cara penyajian dan foto-foto, lebih menarik tentang kuliner di Aceh yang merupakan hasil keringat penulis sendiri, bukan mengambil dari sumber lain. Kemurnian foto memiliki nilai lebih tersendiri.

Plus minus

Keunggulan @yulimia dengan serabi-nya terdapat pada tata bahasa yang jauh lebih baik, dan ini bisa dijadikan contoh bagi sahabat Steemians yang lain. Foto-fotonya juga sangat lengkap dan bercerita secara runtut. Beberapa bagian yang khas dari serabi disampaikan dengan detail, sehingga kita seperti bisa mencium aromanya. Penulis memiliki kemampuan melukiskan kuliner seindah warna aslinya dengan pemilihan kata yang meneteskan air liur pembaca.

Kelebihan itu juga terlihat pada postingan @rahmanovic yang kuliner pilihannya sangat sederhana tetap bisa ditemukan di dapur-dapur masyarakat Aceh. Kuliner yang biasa saja menjadi sedap jika bisa menulisnya dengan bagus. Kepiawaian merangkai kata yang tepat, bisa membuat pembaca seolah bisa mencium aroma makanan.

Kelebihan @yulimia, @citrarahman, dan @rahmanovic bisa menjadi rujukan bagi @indazu dan @daiky69 yang masih memiliki banyak kesalahan dalam penulisan. Namun, keduanya memiliki kelebihan karena tidak saja memposting tentang kuliner, juga menyentuh masalah budaya yang tidak bisa dipisahkan dari kuliner.

Akhirnya, melalui seleksi yang ketat, terpilih enam besar Steemit IndonesiaChallenge8 seperti yang sudah diumumkan kurator @aiqabrago sebagai berikut:

  1. JUARA 1: @yulimia: Serabi Jawa, Jajanan Khas Nusantara.
  2. JUARA 2: @citrarahman: 10 Kuliner Khas Favorit di Aceh.
  3. JUARA 3: @indazu: “Idang Meulapeh”: Adat Penyajian Hidangan. Menyambut Tamu Pengantin Baru di Aceh.
  4. JUARA HARAPAN 1: @rahmanovic: Asam Kareng, Kudapan Sederhana Penggugah Selera.
  5. JUARA HARAPAN 2: @kakilasak: Bebek Kuntilanak – Sajian Gulai Bebek Khas Aceh Ala Pak Nasir.
  6. JUARA HARAPAN 3: @daiky69: Kuah Beulangong, Penghubung antar-sesama Masyarakat Aceh

Selamat kepada pemenang. Ingat, pertarungan sangat ketat dan setiap even hampir tidak ada orang sama yang menjadi juara pertama. Ini menunjukkan, sebuah tema memiliki pakar-nya masing-masing. Kita belum tahu tema challenge berikutnya. Jadi, sahabat Steemians harus mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Ingat aturan

Sebelum mengikuti lomba, sebaiknya membaca persyaratan dengan lengkap. Jumlah postingan setiap akun maksimal tiga. Kalau mengirim lebih dari tiga, bisa jadi postingan yang terbaik malah diabaikan juri. Kalau juri-nya baik budi, ia akan memilih tiga yang terbaik untuk dipersaingkan dengan postingan yang lain. Tapi bagaimana kalau jurinya hanya menilai tiga postingan saja dan mengabaikan yang lain sesuai aturan. Tentunya peserta yang akan rugi.

Demikian sekelumit catatan tentang penjurian kali ini. Sampai jumpa pada lomba berikutnya.[]

Lhokseumawe, 3 Agustus 2017

Saleum:
@ayijufridar

KSI.jpg

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
54 Comments