Steemit di Hatiku: Sembilan Berlian di Samudra Steemit |

November 2016, saya membaca sebuah tautan berita di Twitter tentang bitcoin yang membawa saya kepada sebuah platform yang tidak saya pahami, yakni Steemit. Saya hanya membaca sepintas soal bitcoin yang katanya akan melambung tinggi di masa mendatang.

Baru pada 26 Mei 2017, seorang rekan, @muammar, mengajak saya membuat akun di Steemit. Postingan “introduceyourself” pertama saya keliru karena tidak mendapat bimbingan senior di Steemit. Belakangan, salah satu kurator @levycore, mengingatkan seharusnya saya membuat foto terbaru dengan nama akun serta logo Steemit. Yah, itu sudah terlambat.

Mulanya, saya hanya mengenal @muammar di Steemit. Tapi kemudian, saya terhubung dengan @teukumukhlis yang ternyata sudah senior di platform ini. Hanya dua orang itu saja yang saya kenal. Tak ada target apa pun pada bulan akhir Mei. Namun, tiga pekan setelah semua postingan mendapatkan rewards, saya mendapatkan penghasilan Rp7,2 juta!


ayijufridar-5a411912dd0a7.jpeg
Steemit Writing Workshop yang digelar sub komunitas Bireuen Steemit Coomunity.


Steemit Indonesia Challenge

Mengejutkan. Saya kira, penghasilan yang bagi saya sungguh luar biasa itu karena dua kali digelar Steemit Indonesia Challenge, keduanya saya mendapatkan juara pertama. Pada kontes yang ketiga dan seterusnya, saya memutuskan tidak ikut lagi meski beberapa kali hadiahnya lebih besar. Bahkan, tiga kali saya diminta menjadi juri di Steemit Indonesia Challenge.

Pilihan untuk tidak mengikuti kontes yang digelar Komunitas Steemit Indonesia, saya putuskan sebagai sikap netralitas dan memberikan kesempatan kepada Steemians lainnya, meski tidak ada larangan untuuk ikut. Beberapa juri lain juga sepakat untuk tidak mengikuti Steemit Indonesia Challenge yang belakangan sudah lama tidak digelar.

Dengan penghasilan Rp7,2 juta dalam tiga minggu, saya mulai mengajak kawan-kawan jurnalis untuk bergabung di Steemit meski tetap menekankan bahwa jangan pernah berorientasi uang di Steemit sebab akan berujung pada kekecewaan, bahkan kemudian berhenti memposting foto atau tulisan. Itu sudah sering dialami sahabat Steemians bahkan mereka yang sudah pernah jatuh bangun dalam dunia tulis menulis di media massa. Di Steemit, kita membutuhkan effort yang berbeda.

Hasilnya? Hanya @zainalbakri yang tertarik. Kawan jurnalis yang lain tidak menunjukkan ketertarikannya. Bahkan, mereka tidak percaya ada sebuah platform bisa mendatangkan uang.

Setelah menekuni Steemit dengan aktif dan sampai pada nilai reputasi level 61, saya menemukan banyak hal di Steemit. Saya sudah sering menulis pandangan saya tentang Steemit. Poin-poin penting tentang Steemit juga pernah saya sampaikan baik pertemuan Steemians (meet up), pelatihan yang digelar komunitas, dan berbagai komentar. Postingan @levycore dan beberapa Steemians lainnya, mendorong saya untuk ikut berpartisipasi. Banyak Steemians baru hadir dari berbagai kota di Indonesia sehingga informasi ini bukan sekadar pengulangan substansi dari postingan sebelumnya.


ayijufridar-5a41191162fbb.jpeg
Tak disangka, saya jumpa @ned di Steemit Writing Workshop, tetapi hanya fotonya saja.


Sembilan berlian

Meski dalam beberapa bulan terakhir penghasilan di Steemit terus menurun di tengah naiknya cryptocurrency terutama bitcoin (BTC), saya tidak pernah berhenti untuk terus aktif di platform ini, sejauh tidak mengganggu pekerjaan utama sebagai anggota Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Aceh Utara. Nikmatnya, dengan aplikasi e-steem, kita bisa aktif di Steemit kapan saja dan di mana saja. Kondisi ini bisa membuat saya mengoptimalkan waktu sempit untuk online di Steemit seperti saat antre di bank atau bandara, dalam perjalanan, atau bahkan sedang berurusan di toilet.

Seperti sering disinggung dua kurator, @levycore dan @aiqabrago serta para suhu di Komunitas Steemit Indonesia, jangan pernah mencari kaya di Steemit—meski itu juga tidak dilarang. Namun, semata-mata mencari kaya, akan rentan untuk jatuh. Dalam sebuah meet up di Lhok Seumawe, @rizaldamti mengingatkan, dua cara mendapatkan uang di Steemit adalah menjadi investor dan bekerja keras. Cara pertama membutuhkan banyak modal. Cara kedua membutuhkan banyak keringat. Silakan Steemian pemula mau memilih yang mana.

Banyak hal yang lebih nikmat dari uang. Itulah yang saya dapatkan di Steemit dan saya memandang platform ini dari banyak sisi. Bagi saya, sedikitnya ada sembilan manfaat di Steemit yang saya sebutkan sebagai berlian (barangkali agak berlebihan, tetapi begitulah adanya).

Saya menamainya demikian karena kita mendapatkan manfaat berlipat ganda yang tidak dimiliki platform lain (meski kekurangannya tetap saja ada). Inilah sembilan berlian yang saya maksud:


ayijufridar-5a41191269546.jpeg
Beberapa Steemians dalam meet up Komunitas Steemit Indonesia di Lhok Seumawe. Momen untuk memperkuat silaturahim dan berbagi.


1. Menulis & membaca
Sebagai penulis, saya menjadikan platform ini sebagai tempat untuk mengasah keterampilan dan mempromosikan tulisan. Saya menulis semua hal di sini, dan tetap yakin ada pembacanya meski banyak juga yang protes karena postingan saya terkadang terlalu panjang (mereka menyarankan bisa membuat dalam beberapa postingan). Puisi yang jarang saya kirim ke media massa sebab saya bukan penyair, justru di Steemit saya lebih produktif.

Hanya di Steemit sebuah tulisan sudah pasti naik tayang. Persaingan di media massa sangat ketat sehingga banyak tulisan ditolak. Di sini, orang yang baru belajar menulis cerpen atau puisi—misalnya—sudah langsung bisa memposting meski masih dalam tahap belajar. Tidak masalah banyak kesalahan atau kualitas tulisan di bawah standar. Ada Steemians lain yang mengoreksi, meski ada juga yang mem-bully. Anggap saja semua tulisan adalah latihan. Nah, di Steemit latihannya dibayar. Padahal bagi saya yang menjadikan menulis sebagai kebutuhan (tidak sekadar hobi), tidak dibayar pun akan tetap menulis.

Di tengah banyaknya program baru di Steemit dengan iming-iming vote dengan nilai besar, saya masih konsisten memilih jalur menulis meski tak mengabaikan hal-hal baru. Steemit adalah samudra mahaluas, kita bebas memilih pantai sesuai dengan minat masing-masing.

Menulis itu satu paket dengan membaca dan kedunya bisa kita dapatkan di Steemit. Berbagai artikel ada di sini, kita tinggal memiilihnya sesuai kebutuhan.

2. Memotret
Saya bukan fotografer, meski di masa konflik bersenjata di Aceh, saya juga memotret untuk kantor berita Amerika, Associated Press karena situasi yang membutuhkan. Di tengah perangkat memotret semakin canggih melekat pada sebuah gadget, minat untuk merekam berbagai peristiwa semakin mendapat penyaluran. Berbagai momen dan objek di mana saja dan kapan saja, bisa langsung direkam dan dibagikan di Steemit.

Dalam hal ini termasuk juga video yang kini semakin mendapat tempat dengan hadirnya berbagai fitur. Namun, untuk yang satu ini saya masih awam dan masih belajar materi dasar dengan @emnajourney dan @zainalbakri, dua jurnalis TV di Aceh.

3. Diary
Setiap postingan adalah perjalanan hidup kita. Apa yang kita lakukan di mana dengan siapa, akan terlihat dalam postingan (kalau kita mau memanfaatkannya). Steemit adalah buku harian, berisi catatan perjalanan hidup yang memberikan reward.

Menulis buku harian memberikan banyak manfaat. Ia adalah tempat kita melepaskan beban hidup, mengasah keterampilan menulis, dan mencatat berbagai ide serta inspirasi untuk banyak hal. Sebuah ide datang dengan letikan sesaat yang bisa hilang kalau tidak diikat. Cara mengikatnya adalah dengan mencatat di Steemit untuk dikembangkan menjadi gagasan yang lebih luas.

4. Pusat dokumentasi
Steemit juga bisa digunakan sebagai tempat menyimpan berbagai tulisan, foto, dan data lainnya agar tidak hilang. Memang tidak disedikan folder khusus untuk menyimpan data, tetapi melalui postingan, kita bisa mencari kembali data apa yang dibutuhkan. Saya menyimpan banyak tulisan dan foto di Steemit, kendati untuk pengamanannya saya gunakan back up di media sosial lain dan juga di hardisk.

Ketika membuat postingan, itu berarti kita mengamankan sebuah data di Steemit yang bisa dipanggil kembali. Tidak perlu membayar biaya gudang, justru kita mendapatkan bayaran darinya.

5. Teknologi blockchain
Blockchain adalah teknologi yang menarik untuk dipelajari karena beberapa keunggulannya, seperti mudah, aman, cepat, dan tanpa perantara (makanya disebut desentralisasi). Di Steemit yang merupakan bagian dari rangkaian blockchain, kita bisa belajar dan langsung praktek.

Karena keunggulannya, sejumlah bank sentral di berbagai negara sudah membentuk divisi khusus blockchain. Bagi Steemians sudah mahir di bidang ini, tentunya ini suatu peluang. Sedangkan bagi saya, harus menyimpannya di satu sudut untuk diperdalam sambil jalan.

6. Informasi cryptocurrency
Berbagai cryptocurrency baru lahir dan mati setiap tahun. Perkembangannya demikian cepat sehingga kita harus memantau setiap saat. Ada beberapa aplikasi berbayar untuk mengetahui perkembangan crypto, analisis teknikalnya, dan berbagai informasi terbaru termasuk promosi dari crypto baru atau turunan dari crypto yang sudah ada. Namun, banyak juga aplikasi gratis.

Nah, informasi tentang crypto juga bisa kita dapatkan di Steemit setiap saat. Saya membaca artikel analis crypto yang menyarankan untuk membeli Ripple (XRP) yang saat itu hanya masih Rp1.800. Katanya, “Belilah sekarang dan nanti Anda akan mengucapkan terima kasih kepada saya.”

Saya membeli 147 XRP seharga Rp1.800 per koin pada waktu itu dan ketika naik menjadi Rp4.800 saya jual separuhnya (50 persen). Dan ketika menulis artikel ini, atau pada Senin 25 Desember 2017 pukul 21.16, XRP sudah di posisi Rp16.992 dan diprediksi terus berada di jalur hijau.

7. Trading cryptocurrency
Informasi crypto di satu pihak, tetapi trading crypto ada pihak lain. Steemit membuka jalan kita melakukan trading di berbagai pasar yang tersedia. Saya sejauh ini belum memiliki akun di Bittrex dan hanya melakukan trading di vip.bitcoin saja.

Memiliki akun di Steemit membuka peluang untuk melakukan trading crypto di berbagai pasar. Setidaknya, nilai Steem dan Steem Dollar yang kita dapatkan, menjadi jalur untuk membeli crypto lain yang prospektif.

8. Sahabat baru
Saya menemukan banyak sahabat baru di Steemit atau terhubung kembali dengan sahabat lama yang sudah lama tidak saling kontak. Saya mengenal @mariska.lubis, @abduhawab, @amryksr, @alol, @novale, @harfferi, @heriadi, @kemal13, dan beberapa lainnya di Steemit dan menjadi akrab. Saya terhubung kembali dengan masa lalu melalui @bahagia-arbi, @dokter-purnama, @dodybireuen dll anggota Bireuen Steemit Community justru setelah mereka memiliki akun Steemit.

Mendapatkan sahabat baru membuat Steemit juga bisa menjadi media silaturahim.

9. Bahasa Inggris
Karena sering membuat postingan dalam dua bahasa dan masih mengandalkan Google translate, banyak kesalahan fatal (dan lucu) dalam penerjemahan. Tapi saya tetap membuat postingan bilingual karena sekalian belajar bahasa Inggris. Berbagai kesalahan sering dikoreksi oleh @mariska.lubis, @horazwiwik, Bunda @rayfa, dan @teukukemalfasya yang mahir berbahasa Inggris. Terima kasih banyak atas perhatiannya. Koreksi yang mereka lakukan membuat saya bisa menambah vocab baru dan tepat. Belajar dari kesalahan terkadang lebih mudah karena memiliki akar kuat dalam ingatan.

Demikian sembilan berlian yang bisa kita dulang di samudra Steemit. Maaf bila terlalu panjang. Terima kasih sudah membaca dan memberi respon.

Lhok Seumawe, 25 Desember 2017
Saleum:
@ayijufridar


Badge_@ayi.png

DQmNuF3L71zzxAyJB7Lk37yBqjBRo2uafTAudFDLzsoRV5L.gif

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
71 Comments