Ubai (di antara Bang Risman dan gadis berkerudung merah) Foto: dok FAMe Chapter Meulaboh
Refleks kedua tangan saya menutup mulut ketika melihat nama Ubaidillah diumumkan Bang Risman melalui postingannya sebagai Ketua/Koordinator KSI Chapter Barsela hari ini, Sabtu, 20 Januari 2018. (Baca: @rismanrachman/kegiatan-promo-steemit-di-aceh-barat-ksi-chapter-barsela-terbentuk)
Wow...!!! Selamat ya atas amanah ini. Ini sebuah tantangan baru yang mengasyikkan di jagat dunia per-blog-an dengan platform yang berbeda.
Ubai. Namanya sering menimbulkan kecemburuan di antara kami para bloger yang tergabung dalam wadah Gam Inong Blogger. Kecemburuan dalam arti yang positif. Sebab prestasinya di dunia itu sudah tak terbilang lagi. Sepasang jari tangan dan kaki saya rasanya terlalu sedikit untuk menjabarkan ragam prestasi yang didapatkan Ubai.
Semangatnya dalam menggalakkan literasi digital melalui blog patut diacungi jempol. Jika kami lebih banyak menulis karena faktor mood, sering lembe-lembe toyo-toyo, tidak begitu halnya dengan Ubai. Ia begitu mendalami perannya sebagai bloger dan kerap mengikuti berbagai kompetisi blog. Dan kebanyakan ia memenangkan kompetisi itu dengan hadiah yang menggiurkan.
Menulis adalah urat nadi yang menggerakkan kehidupannya. Sebagai seorang guru, bisa dibilang ia justru lebih dikenal sebagai bloger. Sering riwa-riwi ke luar provinsi, bahkan luar negeri untuk memetik hasil dari jerih payahnya itu. Yang paling berkesan bagi Ubai adalah saat ia berangkat ke Bangkok, sebagai hadiah Lomba Menulis oleh Priceza Indonesia.
Dalam kurun waktu beberapa terakhir ini, setidaknya ada 38 lomba yang pernah dimenangkan oleh pria kelahiran tahun 1985 tersebut. Perawakannya yang kecil, ternyata hanyalah kamuflase dari semangatnya yang besar dan meletup-letup. Sudah menerima setidaknya 15 job review mulai dari Elevenia, hingga Bukalapak. Mulai dari BRI hingga Bear Brand.
Dan dari jumlah lomba yang dimenangkannya itu, delapan di antaranya berupa visitasi ke sejumlah daerah yaitu NTB, Jogjakarta, Jakarta, Bali, dan Bangkok.
Selain menulis di blog, darah fiksi juga mengalir dalam diri Ubai. Fiksi juga yang mempertemukan kami pada 2014 lalu, melalui sosial media bernama Facebook. Namun, berbeda dengan saya, karya-karya fiksi Ubai sudah bisa dinikmati dalam bentuk cetak berupa antologi Rumah Matahari Terbit, Kerdam Cinta Palestina, Selfie Story; Lukisan Diri Dalam Sekejap Mata, dan Catatan Hati Seorang Gadis bersama Asma Nadia.
Dengan seabrek prestasi itu, tak salah jika memilihnya menjadi kepala suku di wilayah barsela. Itulah mengapa saya refleks menutup mulut tadi, karena takjub sekaligus terkejut, sebab selama ini jika kami membicarakan Steemit, Ubai selalu skeptis karena ia merasa belum memahami Steemit. Ternyata, hari ini, Tuhan mencelupkannya ke dunia Steemit dengan cara yang sangat manis. Selamat, Ubai![]