Menggunakan jalan pintas untuk bisa mendapatkan uang ataupun nama dengan menjadi seorang plagiator bukan hal yang menarik sama sekali. Hal ini justru sangatlah merugikan diri sendiri dan juga semua, sebab sebenarnya seorang plagiator sudah melakukan pencurian. Kelihatannya memang enak-enak saja, apalagi jika merasa tidak ketahuan dan mendapatkan banyak keuntungan, tetapi sesungguhnya sangatlah rugi. Tidak ada untungnya menjadi seorang plagiator.
Saya masih sering sekali melihat postingan yang isinya tidak original buatan sendiri, baik itu berupa tulisan, foto, ataupun gambar. Sudah seringkali diingatkan dan bahkan sudah banyak juga yang kemudian dihampiri oleh @cheetah lalu di-flag dan akhirnya kehilangan semua pendapatan selama di Steemit, tetapi kenapa masih juga tidak kapok-kapok, ya?! Makanya jangankan untuk upvote, membaca postingannya pun saya malas. Kalau saya saja malas, bagaimana dengan orang-orang lain?!
Tulisan plagiat adalah tulisan yang tidak merupakan hasil dari ide kreatif dan pemikiran sendiri, tetapi “mencuri” dari tulisan orang lain yang sudah jadi baik kemudian di-copas langsung begitu saja atau kemudian disadur dan diolah menjadi seperti tulisan sendiri tanpa disebutkan sumbernya. Tulisan yang berisi tips dan trik adalah yang paling rentan, karena sesungguhnya tips dan trik ini seharusnya dibuat berdasarkan riset, penelitian, pengalaman dan pengamatan pribadi. Jika tidak melakukannya sendiri, ya, seharusnya disebutkan sumbernya, kalau tidak berarti sama dengan mencuri hasil riset dan penelitian orang lain.
Begitu juga dengan tulisan yang diambil dari kisah, cerita, ataupun dongeng, sebaiknya juga diberitahukan dari mana sumbernya. Meskipun itu berasal dari cerita mulut ke mulut, hendaknya diberikan penjelasan. Tidak masalah jika kemudian ditulis dengan cara yang berbeda, justru lebih baik karena berarti merupakan hasil dari olah dan cerna pemikiran sendiri. Walaupum kemudian nampak buruk, itu tetap lebih baik daripada menjadi seorang plagiat dan pencuri.
Foto dan gambar juga sama, jika memang tidak menggunakan foto hasil karya sendiri sebaiknya disebutkan siapa yang memotretnya dan atau dari mana sumbernya. Jika pun kemudian diolah kembali seperti diedit, tetap sebaiknya disebutkan sumbernya. Untuk membuat posting dan upload butuh usaha, kan, apalagi untuk membuat foto dan gambar sendiri?!
Sebagai seorang penulis yang juga suka menggambar dan mengambil foto, tentunya saya sangat kesal dan sedih bila ada yang mencuri hasil karya saya. Bukan soal kerugian materi yang saya pikirkan di sini, tetapi adalah soal harga diri dan kehormatan. Bila seseorang sudah berani merendahkan dirinya sendiri dengan menjadi plagiator, maka bagaimana dia bisa berpartisipasi di dalam membangun Indonesia dan dunia yang lebih baik?! Semua kemampuan yang diberikan oleh Allah untuk kebaikan pun diabaikan dan dihancurkan sendiri, apalagi yang diberikan oleh manusia?! Jadi, bagaimana kemudian mau ditolong dan dibantu bila juga tidak mau menolong diri sendiri untuk menjaga harga diri dan kehormatanya sendiri?!
Jika memang malas sebaiknya berhenti saja dulu hingga mampu mengalahkan diri sendiri dengan segala kemalasan yang ada. Tidak ada orang malas yang bisa sukses, jikapun nampak sukses maka tidak akan pernah bertahan lama. Selalu ada proses, kerja keras, ketekunan, dan ketabahan di dalam pencapaian sebuah kesuksesan. Lagipula, yang namanya sukses tidak bisa diukur oleh uang dan kedudukan semata, tetapi dari keinginan dan kemampuan seseorang menjalankan proses mengalahkan dirinya sendiri untuk menjadi pemenang dalam kehidupan.
Kalau hanya mau yang instant, ya seperti mie instant saja, mungkin memang enak dimakan tetapi hanya akan menjadi penyakit dan membuat kenyang sementara saja. Yang banyak paling sukses toh bukan mie instantnya tetapi pencipta dan produsen dari mie instant itu. Begitu juga dengan kreator yang instant, bukan dia yang paling sukses dan hebat, tetapi justru pihak-pihak yang memanfaatkan para kreator instant ini. Lihat saja produser musik yang memanfaatkan para musisi instant, ya sepertinya musisi instant itu yang hebat, tetapi sebenarnya yang paling diuntungkan adalah produser itu, deh!
Bagaimana jika mati ide? Sesungguhnya ide itu tidak akan pernah mati jika kita mau membuka hati dan pikiran kita sendiri. Bila kita tidak fokus pada apa yang kita ketahui, miliki, pahami, dan mengerti, dan lebih fokus pada orang lain, maka akan mudah sekali mati ide. Selama kita masih hidup, kita selalu memiliki sesuatu yang berguna dan bermanfaat baik bagi diri kita sendiri maupun semua yang bisa dituangkan dalam berbagai bentuk. Ide itu akan selalu datang bila kita mau lebih fokus dan bersyukur pada apa yang kita dapatkan dan miliki. Keinginan untuk terus lebih paham dan mengerti, bukan melulu ingin dipahami dan dimengerti, juga akan sangat membantu kita bisa lebih berkembang dan memiliki banyak ide. Semuanya harus dari diri sendiri dulu, mau atau tidak?!
Sebenarnya semua adalah pilihan, tetapi ada hal yang patut diingat. Setiap posting tulisan di Steemit atau dimanapun juga, kita tidak membawa nama pribadi kita sendiri, biarpun merasa demikian. Terutama lagi di Steemit yang amat sangat memperhatikan originilitas dan kualitas setiap posting, kita juga sebenarnya membawa nama baik dan kehormatan komunitas, daerah, bangsa dan negara. Mau secuek apapun, setidak peduli apapun, tetap pada akhirnya akan merugikan diri sendiri dan semua bila terus menjadi plagiator. Mau berapa lama bisa bertahan untuk bisa terus berdusta? Percuma ambisi dan cita-cita setinggi langit, bila pada akhirnya tidak akan mendapatkan apa-apa selain duka dan pahit.
Berhentilah mencuri! Berhenti menjadi plagiator! Jangan pernah takut untuk mencoba berkarya sendiri, walaupun sekarang belum baik tetapi dengan ketekunan, kerajinan, dan kesabaran semua dapat tercapai. Hilangkan rasa iri hati, ambisi berlebihan, dan rasa takut pada kemampuan diri. Jika hanya ingin menjadi peniru dan pencuri, hewan juga bisa, kok! Masa mau disamakan dengan hewan?!
Bandung, 3 November 2017
Salam hangat selalu,
Mariska Lubis