Rasanya mau tertawa tetapi hati ini miris sekali mengetahui pernyataan demikian dari orang yang katanya modern dan berpikiran panjang. Sebetulnya memang tidak perlu juga diberitahu soal plagiat dan posting asal-asalan, tidak ada untungnya. Yang ada malah dicaci-maki dan dibenci serta dianggap segala macam. Namun akan menjadi salah juga jika tidak mencoba mengingatkan, urusan mau terus seperti itu atau tidak adalah keputusan masing-masing yang resikonya harus kita tanggung bersama.
100% karya pribadi
Dunia blog dan media sosial bukan hal yang baru bagi sebagian orang, dan bahkan sudah menjadi kebutuhan yang sulit sekali untuk dilepaskan dalam keseharian. Sayangnya, hanya sedikit saja yang sebenarnya memahami etika tan tata cara yang penting dilakukan bila ingin menjadi “selebriti media sosial”. Termasuk di Steemit ini, yang lebih dahsyatnya lagi menjadi dianggap penting agar bisa mendapatkan reward dari upvote yang tinggi.
Hal utama yang paling mematikan dan patut untuk dicamkan adalah soal plagiarism. Tidak ada satupun seorang plagiat yang bisa bertahan lama eksis di media sosial manapun. Awalnya mereka bisa saja melonjak dan melesat cepat, tetapi pada akhirnya selalu jatuh dan menghilang. Semua yang dianggap kesuksesan itu hanyalah sebentar dan sementara saja.
Ada banyak sekali aplikasi dengan teknologi canggih yang bisa membuktikan apakah posting seseorang itu termasuk plagiasi atau bukan. Tidak perlu harus seluruh isi posting itu sama, bahkan sepenggal kalimat penting yang tidak dicantumkan sumbernya, dan diperlakukan seolah dibuat sendiri pun, bisa ditemukan dengan aplikasi-aplikasi tersebut. Memang banyak yang tidak paham dan mengerti cara kerja aplikasi untuk mencari dan membuktikan plagiasi tersebut, jadi wajar bila masih banyak yang menganggap enteng, tidak akan ketahuan. Barangkali mungkin dunia ini hanya berisi orang-orang yang bisa ditipu dan dibodohi, lupa bahwa ada banyak orang yang memiliki kelebihan di luar sana.
Tidak ada satupun yang menyukai pencuri, kecuali barangkali sesama pencuri. Oleh karena itu, Steemit sangat menekankan soal plagiasi ini. Bukan karena soal pencuriannya saja, tetapi karena memiliki pengaruh besar kepada masa depan Steemit dan semua. Mengeluh soal harga Steem yang turun terus tetapi tidak mau mengubah kebiasaan untuk tidak menjadi plagiat lagi, sama saja bohong! Justru banyak plagiat adalah salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan harga Steem, bukan hanya soal investor dan buyer di pasar uang saja.
Hal lainnya adalah juga karena kita semua Steemian Indonesia membawa bendera Indonesia, walaupun masih ada yang merasa bukan bagian dari Steemian Indonesia. Tentunya sangat memalukan dan mencoreng seluruh Steemian dan rakyat Indonesia lainnya bila masih banyak Steemian Indonesia yang melakukan plagiasi. Mau dibantah sekalipun, tetap saja selalu ada buktinya walaupun tidak bisa ditampilkan karena pasti akan memalukan. Lagipula, hal inilah juga yang barangkali membuat para whale malas berhubungan dan memberikan apresiasi dengan Steemian Indonesia. “Cap plagiat” yang masih melekat, dari hasil pembuktian aplikasi plagiasi seperti yang dilakukan oleh @cheetah, membuktikan memang banyak plagiat asal Indonesia. Malu banget!
Begitu juga dengan posting yang asal dibuat, maksudnya adalah yang tidak mementingkan kualitas, pokoknya yang penting posting. Walaupun memang tidak ada tujuan dan maksud demikian, tetapi memang nampaknya bisa demikian di mata mereka-mereka yang sudah jauh lebih profesional. Apa yang kita posting tidak dikonsumsi untuk diri sendiri, tetapi sudah menjadi konsumsi semua dan tidak bisa kemudian dibantah begitu saja. Terutama lagi jika memang untuk mencari reward dan upvote, kenapa kemudian tidak berpikir lebih panjang?
Jika memang tujuannya untuk mencari upvote dan mendapatkan uang cepat, sangat salah menjadi plagiat dan tidak berpikir matang-matang untuk menjaga kualitas posting. Tidak akan lama bertahan! Lagipula kalau sudah ketahuan dan dibuktikan, apalagi sebentar lagi akan muncul program upvote di Steemit yang menekankan pada originalitas, konsistensi, kualitas dan jumlah akun (silahkan baca akun @ned), bisa berantakan, deh, semua yang melakukan plagiasi dan sekenanya kalau posting. Lebih baik hati-hati dan pikirkan baik-baik, jangan hanya memikirkan keuntungan sesaat lalu minus kemudian.
Tidak ada gunanya juga terus kukuh dan keras mempertahankan dan membela diri bila melakukan kesalahan, karena tidak akan menyelesaikan masalah tetapi justru akan membuat masalah semakin buruk. Oleh karena itulah, saya selalu menekankan jangan fokus pada upvote dan reward, tetapi fokus pada membuat posting original dan berkualitas. Percuma juga, sih, berkualitas tapi isinya plagiasi semua atau sebagian. Jika memang ingin “berumur panjang” dan benar ingin agar Steemian Indonesia maju, maka cobalah untuk memikirkannya kembali baik-baik.
Perlu dicamkan juga, memberikan upvote pada tulisan plagiat dan asal-asalan, tidak membuat orang tersebut lebih baik, tetapi sama dengan menghancurkan karena akan memicunya untuk terus berbuat sama. Niat baik itu bisa menjadi salah bila cara dan jalannya salah. Kasihan bila mereka kemudian menjadi hancur karena kita telah memicunya untuk berbuat tidak baik. Memicu orang untuk mencuri dan tidak membantunya untuk membuat mereka lebih baik dan meningkatkan kualitas posting, sama saja dengan merusak, bukankah begitu?! Seberapa tega kita menghancurkan teman, saudara, dan sahabat sendiri?!
Ini semua memang pahit dirasa apalagi kalau ditelan, tetapi buat apa manis bila kemudian membuat sakit?! Tidak selamanya dan tidak semuanya kebenaran itu manis terasa di awalnya, tetapi selalu berbuah manis di perjalanan berikutnya.
Tulisan ini saya buat untuk para Steemian yang baru dan ingin maju serta bertahan lama di dunia media sosial. Buat yang senior dan sudah hebat, tentunya tidak membutuhkan tulisan ini, karena pasti sudah lebih tahu dan paham dari saya. Ingat, rejeki itu tidak hanya ada di Steemit. Apa yang kita berikan dengan baik di Steemit, bisa berbuah rejeki yang jauh lebih besar di luar sana. Jangan rugikan diri sendiri, tetapi bantulah diri sendiri untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Yang untung siapa, ya?
“Jadilah keledai bila memang keledai, jadilah kuda bila memang kuda. Keledai tak akan pernah menjadi kuda, kuda pun tak akan bisa menjadi keledai. Keduanya sama-sama memiliki kehebatan luar biasa yang bisa berguna dan bermanfaat bagi semua tanpa harus ingin menjadi yang lain” - #MLQuote
Semoga bermanfaat dan selamat bermalam minggu!
Bandung, 18 November 2017
Salam hangat selalu,
Mariska Lubis