TANGAN Muksin (18) lincah bergoyang-goyang memegang sendok, mengaduk-ngaduk bumbu mie di atas kuali. Bahkan, badan pria bertubuh mungil ini pun turut berguncang. Sesekali dia memasukan sayuran seperti seledri dan lainnya.
Lalu memasukan irisan bawang, cabai rawit dan tomat ke dalam belangan yang telah mendidih. Itulah aktivitas Muksin, di sudut warung Taufik Kupi 2, Kota Lhokseumawe, Selasa (8/8/2017).
Muksin saban hari berjualan mie di warung itu. Raknya berada di pojokan, persis berhadapan dengan Jalan Putro Makhdum Tukia Dara. Meski berbadan langsing, namun kelincahan Muksin mengaduk mie tak diragukan.
Racikannya spesial mie udang. Meski menjual mie lainnya, seperti mie aceh dan mie tirom (tiram) namun, Muksin lebih dikenal dengan rasa mie udangnya yang tersohor itu.
“Kalau udang saya milih udang yang tak terlalu besar. Agar lebih nikmat. Bumbunya merasuk ke tubuh udangnya dalam waktu singkat,” terang Muksin.
Dia menyebutkan, dalam sehari biasa membuat enam kilogram mie Aceh. Masyarakat lokal sering juga menyebutnya mie kilo. “Mienya saya pesan di pasar. Bumbu juga begitu, saya punya langganan di pasar,” terangnya.
Soal cara memasak, Muksin memilih membalur minyak goreng dengan bumbu, layaknya seperti ditumis. Setelah itu, dia akan memasukan, cabai, bawang dan tomat plus udang sekaligus. Sehingga bumbu itu meresap ke udang saat matang.
Barulah dibubuhi air putih secukupnya. Ketika air mendidih, dia mulai memasukan sayuran seperti seledri, dan aneka sayuran lainnya. “Biar jangan terlalu lembek sayurannya. Jadi dimasukan belakangan,’ kata Muksin.
Setelah itu, barulah Muksim “mencabik-cabik” gelungan mie dan mengaduknya bersama bumbu di kuali. Untuk satu porsi, cukup segenggam mie. “Kalau kira-kira sudah matang, barulah diangkat,” katanya.
Saat ditanya kenapa tak menyiapkan acar cabai plus bawang pendamping mie udang? Muksin menyatakan dia sengaja memilih tanpa acar. “Kalau bumbunya sudah pas, buat apa acar lagi. Acar itu kan alternatif kalau bumbu tidak pas,” terangnya.
Nah, Muksin juga mampu menyesuaikan selera pelanggan. Kadar pedasnya disesuaikan dengan permintaan pelanggan. “Saya taksir saja, kalau dibilang agak pedas, bearti cukup tiga cabai rawit,” katanya tertawa.
Nah, jika ingin menikmati gurihnya mie udang buatan Dek Muksin, silakan memesannya di Taufik Kupi 2. Di sana, Muksin setia menunggu pelanggan dari pukul 12.00 – 24.00 WIB. Silakan mencoba.