Hai, Steemian!
Assalamualaikum.
Kali ini saya akan mencoba membagikan tips bagaimana cara membaca puisi. Nah, beberapa tahun belakang semakin marak acara lomba yang mengangkat Baca Puisi sebagai salah satu item perlombaan. Namun, menurut pandangan saya, kita bukan memperbanyak pembaca puisi yang baik, malah sebaliknya semakin menurun persentase pembaca puisi yang baik di Aceh khususnya.
Pada postingan saya sebelumnya, saya pernah mengatakan bahwa sekolah bertanggung jawab besar dalam hal ini. Karena banyaknya item perlombaan membaca puisi diadakan untuk mengamati sekaligus sebagai tempat belajar khusus bagi kalangan pelajar. Dan sekolah harusnya menjadi momok untuk ini.
Oke, ini adalah beberapa tips bagi Steemian yang ingin mengikuti lomba ataupun hanya sebagai pembelajaran di rumah maupun di sekolah.
Pilihlah puisi yang menurut Steemian mudah dan nyaman untuk dibaca. Jangan memaksakan kehendak demi mengejar sesuatu dengan memilih puisi yang susah malah membuat Steemian tidak nyaman membacanya.
Bedahlah puisi tersebut terlebih dahulu sebelum dibaca di muka umum. Cari alur cerita di mana harus anda datarkan, di mana yang harus anda tinggikan, dan dimana yang harus anda rendahkan emosionalitasnya, penokohan dalam puisi, cari suasana dalam cerita puisi tersebut dengan membayangkan jika anda terlibat dalam alur cerita puisi.
Lakukan pemanasan sebelum membaca. Bisa dengan gerakan olah raga yang ringan-ringan saja. Ini juga waktu yang tepat sambil membayangkan bagaimana teknik yang akan kita tampilkan saat membaca puisi karena terkadang dalam membaca puisi diperlukan unsur atau gerakan dramatik (tergantung isi puisi).
Lakukan latihan vokal, bisa dengan berteriak melafalkan huruf vokal a-i-u-e-o mulai dengan suara pelan sampai kemudian suara yang terdengar besar. Lebih baik latihan dengan seorang teman yang bisa memposisikan dia sebagai seorang penonton atau juri untuk melatih Artikulasi (Kejelasan Suara) dan Intonasi (Tinggi-rendahnya Suara) anda.
Istirahat sebentar, tenangkan pikiran, dan ulangi kembali membayangkan alur dan suasana dalam puisi yang akan dibacakan.
Berdiri tegak dengan kedua tangan memegang naskah puisi. Tangan kiri memegang ujung atas sebelah kiri naskah, dan tangan kanan memegang sisi kanan bawah naskah. Jangan sampai membaca puisi tanpa naskah, karena itu sudah masuk ke dalam Teknik Deklamasi Puisi dan jangan sampai naskah menutupi wajah karena akan berpengaruh apalagi saat perlombaan.
Carilah posisi tubuh yang nyaman dan segarkan pikiran. Setelah itu baru bisa fokus untuk penghayatan puisi.
Diam sambil membaca, menghafal dan membayangkan suasana perbait dari puisi.
Lihat ke arah Penonton atau jika saat lomba ke arah Dewan Juri.
Bacalah judul dan karya penulis puisi dengan membagi tatapan mata dan tubuh ke tiga arah secara merata. Bersikaplah secara alami bukan gerakan terpatah-patah seperti robot dengan mengkakukan tubuh. Pastikan mulai dari saat ini artikulasi atau kejelasan suara anda dapat didengar oleh penonton/juri.
Diam sambil melihat kembali naskah puisi untuk menghapal alur dan suasana dalam bait pertama puisi sambil menyegarkan ingatan dan pikiran anda, tapi jangan terlalu lama, cukup 5 detik.
Bacakan puisi dengan kembali membagi arah pandangan ke tiga arah secara merata. Pakailah gerakan dramatik namun jangan berlebihan dan itupun jika memang mengharuskan pembaca memakainya tergantung di mana kalimat yang cocok dalam naskah puisi.
Lakukan konsep nomor 9-12 secara berulang sampai bait terakhir. Pastikan pandangan anda tidak kehilangan fokus, dan vokal anda jelas.
Bacakan dengan tempo dan jeda yang teratur. Jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lambat. Jeda antara judul dan karya dengan bait pertama 5 detik. Jeda antar bait 3-4 detik. Jeda bait terakhir dengan penutup 5 detik.
Hindari emosional yang meluap luap atau berlebihan ketika membaca puisi.
Ketika bait terakhir selesai, jangan langsung ditutup dengan salam. Biarkan jeda selama 5 detik dan masih dalam penghayatan puisi.
Tutup dengan salam dan segarkan semua pikiran dan tubuh anda.
Lakukan tahapan ini secara rutin dan nyaman.
Nah, itu adalah beberapa tips dari saya. Kenapa saya memakai konsep seperti ini? Karena dalam penjurian baca puisi biasa memakai item penilaian, vokal, gestikulasi, penghayatan / mimik wajah, tempo, dan totalitas. Biasanya setiap anak didik saya membaca puisi berhasil menjadi juara di setiap lomba dengan memakai konsep ini. Di komunitas saya pun sudah saya terapkan dan berhasil.
Akhir kata, selamat mencoba dan semoga sukses
TECHNIQUE OF READING POETRY
Hi, Steemian!
Assalamualaikum.
This time I will try to share tips on how to read poetry. Well, a few years back the more racing events that raise Read Poetry as one item of the race. However, in my view, we are not multiplying the readers of good poetry, on the contrary decreasing the percentage of good poet readers in Aceh in particular.
In my previous post, I once said that schools are responsible for this. Because of the many items of poetry reading competitions are held to observe as well as a special learning place for the students. And school should be a scourge for this.
Okay, here are some tips for Steemian who want to follow the race or just as a learning at home and at school.
Choose a poem that, according to Steemian, is easy and convenient to read. Do not force the will to pursue something by choosing a poem that is difficult even make Steemian uncomfortable reading it.
Surges the poem first before being read in public. Find the plot where you have to spend, where you should raise, and where you should lower your emotionality, characterize the poem, find the atmosphere in the poem story by imagining if you are involved in the story line of poetry.
Warm up before reading. Can be with a light sport movement only. This is also the right time while imagining how the techniques we will show when reading poetry because sometimes in reading poetry required elements or dramatic movement (depending on the contents of the poem).
Do vocal exercises, can by shouting vowel letters a-i-u-e-o start in a low voice until then sounds that sound big. Better practice with a friend who can position him as a spectator or a jury to train the Articulation (Clarity of Sound) and Intonation (High-Low Sound) you.
Take a break, calm the mind, and repeat again imagining the flow and atmosphere in the poem to be read.
Stand up straight with both hands holding the script of the poem. The left hand holds the top left of the manuscript, and the right hand holds the lower right side of the script. Do not read poetry without a script, because it has entered into the Poetry Declamation Technique and not to cover the face of the script because it will affect especially when the race.
Find a comfortable body position and refresh mind. After that just can focus for the appreciation of poetry.
Silence while reading, memorizing and imagining the atmosphere of the hook of the poem.
Look in the direction of the Audience or if during the race in the direction of the Jury.
Read the title and work of poetry writers by dividing the gaze of the eyes and body into three directions evenly. Be naturally not a motionless movement like a robot by nailing the body. Make sure from now on the articulation or clarity of your voice can be heard by the audience / jury.
Shut up while looking back at the poetry script to memorize the flow and atmosphere in the first verse of poetry while refreshing your memory and mind, but not too long, just 5 seconds.
Read poetry by dividing the direction of the views in three directions evenly. Use a dramatic movement but do not overdo it and that too if it requires the reader to wear it depending on where the appropriate sentence in the script of poetry.
Perform concept number 9-12 repeatedly until the last stanza. Make sure your view does not lose focus, and your vocals are clear.
Read with regular tempo and pause. Do not be too fast and do not be too slow. Pause between title and work with first stanza of 5 seconds. Pause between 3-4 seconds. Pause the last stanza with 5 sec cover.
Avoid emotional overflow or overload when reading poetry.
When the last stanza is finished, do not close with greetings. Leave the pause for 5 seconds and still in appreciation of poetry.
Close with greetings and refresh all your mind and body.
Do this step regularly and comfortably.
Well, those are some tips from me. Why am I using a concept like this? Because in judging read ordinary poetry using assessment items, vocals, gestikulasi, appreciation / facial expression, tempo, and totality. Usually every student I read poetry managed to become champion in every race by using this concept. In my community I have applied and succeeded.
Finally, good luck and good luck!