introduce my self-sama Raihal

Saya Raihal yang bukanlah cinderella. Saya perempuan biasa yang lahir dan besar di desa, jauh dari keramaian kota besar. Suara jangkrik adalah nyanyian malam penghantar tidur yang saban malam tersengar di luar jendela rumah sederhana yang dibangun sosok yang aku panggil ayah.

Sadar semua orang adalah bintang dalam hidupnya maka sejak kecil aku mencoba menjadi bintang, alih-alih memimpikan menjadi cinderella gagal. Sederhana adalah konsep hidupku untuk keseharian tapi mimpi besarku tidak pernah sesederhana itu untuk sebuah cita-cita.

Mimpi kecilku yang kemudian berujud adalah berdiri tepat di ruang kerjanya Javier Pérez de Cuéllar di markas besar PBB. Meskipun tanpa Mr. Cuéllar karena mimpi itu terwujud jauh kemudian saat jabatannya sebagai sekretaris jenderal berakhir. Perkenalanku dengan Mr. Cuellar melalui layar kaca saja saat aku saban malam menonton dunia dalam berita, sebuah tayangan berita di channel TV Nasional tepat pukul sembilan malam. Mr. Cuellar membuat aku berpikir bagaimana seorang manusia bisa memimpin lembaga besar dunia yang kebijakannya menjadi aturan permainan dunia. Meskipun aku tahu wajah keriputnya menyajikan bahwa semua tugas itu tidak mudah tapi tekadku saat itu aku harus menginjakkan kaki di UN Headquarters. Titik.

IMG_2983.jpg

Akhir 2016 panggilan via skype dari New York memastikan kehadiranku di pusat kebijakan dunia ini bergulir. Sebagai narasumber yang akan berdiri di depan peserta dari berbagai belahan dunia yang hadir pada acara tahunan Commission on status of women yang mendiskusikan tantangan dan peran perempuan di seluruh dunia. Kemudian awal Maret 2017, mimpiku berdiri di UN Headquarters dengan kepala tegak terjadi tepat empat tahun setelah ayahku pergi untuk selama-lamanya atau 23 tahun setelah aku melihat wajah Mr. Cuellar pertama kali di layar kaca.

Saat ini aku mulai mewarisi keriputnya sejak lima tahun lalu menjabat sebagai Direktur Eksekutif Katahati Institute, mengurus manajemen secara internal dan membangun jaringan keluar lembaga adalah keseharianku selain tugas utama sebagai ibu dari Gibran dan Al yang sedang tumbuh dan berkembang menjadi lelaki bahagia bersama ayahnya yang suka berganti hobby mendadak.

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
25 Comments