When Steem/it Shook Indonesia's Capital on the Earth Day | Tatkala Steem/it Mengguncang Ibukota di Hari Bumi |

I am often paired with Steemit. In some events, without preempting it first, I actually attend because there is another agenda. Similarly, the activities promo Steem/it in Jakarta that took place in Cafe Cangkir Sembilan in Kalibata Apartment, Jakarta. After finishing with the agenda of the office, Steemians from Jakarta is waiting.

Steemit's agenda in Jakarta has been designed ahead of time with a special theme, which is about investing in Steemit. The speaker is @razack-pulo which is one of the few investors in Steemit Indonesia. True @razack-pulo is a doctor who is active in Steemit. He also has other activities in Jakarta.

The weekend was busy from late afternoon until the day was up. After following the book review of Bamby Cahyadi event in Cikini, I was with two authors @kurnia-effendi and Dharmawati TST, to Kalibata. The car @kurnia-effendi pierced a thin drizzle like thousands of point needles shed from the sky.

The show started when we arrived. Most of the Steemians in Jakarta are writers and humanists. No wonder many art activities at the meetup. There are poetry readings delivered @jkfarza and @mpugondrong, at least the appearance of the two poets that I had witnessed. For me, this is the second time I have witnessed the charming reading style of @mpugondrong poem. In 2010, I've seen him read poetry in a typical style in Warung Apresiasi in Bulungan, Jakarta.

Meetup guided @musismail, a journalist and author of Aceh origin who has long been in Jakarta. He confessed a lot of mistakes when joining in Steemit because no one guides.

@razack-pulo started the event with the history he joined in Steemit together @bahagia-arbi who visited Lhokseumawe to learn to @abduhawab. He started investing in Steemit by buying SBD directly from some Steemians. The results of the investment is mostly he did power up so until now the number of Steem Power is 3,000 more. SBD from the writing result is also used for power up. Power up and power down issues then I discussed more deeply when given the opportunity to speak at the next session. I suggest, Steemians in Jakarta are inhabited by many humanists, cultivate power ups because Steem Power is one of the highest sources of authority of a Steemians.

The discussion is very lively because most of the participants are senior writers. Despite being senior, they did not hesitate to question the problems that might be to other Steemians still trivial. For example, from where they know that their posts have got the upvote from the whale. The hot issue of reputation value, tags, how to dilute SBD, timing appropriate for posting, are some topics that end with long discussions. There are also suggestions from @blogiwank that remind Steemians to maintain quality content.


Meetup Jakarta_01.jpg


The road to Kalibata is often jammed do not know the time, especially on weekends. This condition makes @razack-pulo late present at the location. The situation is very dilemmatic because at 21.00 pm, electricity will be extinguished for one hour to commemorate Earth Day on 24 March. We agreed that the event would continue under the candlelight when the power goes out. I've imagined a romantic meetup in Jakarta, with some pretty writers peeping through the dimly lit candles.

However, the electricity does not go off until the event is over. As at various meetups, the event closes with a photo together. For me, this event is very memorable because it became a reunion scene and met with friends in cyberspace for the first time, as with @beladro that I have known for a long time. I also met again with Edrida Pulungan, an active blogger I know in the bus shutter at Soekarno Hatta Airport. Hi Edrida, I do not know your account name yet. I am also reunited with the authors @willyana and @apilopoly. For the first time met with young writers @viviehardika, met @andrianhabibi, @kiting coming from Depok, @anggreklestari, and much more. Sorry, I did not have time to take that night.


Meetup Jakarta_02.jpg


The promo of Steem / it in Jakarta in the hands of writers and culturalists has become an important point for the development of Steemit in Indonesia and even the world. Some important aspects to Steem's future are;

  1. The number of social media users in Jakarta is very high. Many Steemians in Jakarta before were bloggers who kept the spirit of writing despite not getting paid.

  2. In addition to the author who has a wide network, Steemians in Jakarta are also many of the journalists who have to access with potential investors. They can hook potential investors to invest in Steemit.

  3. Jakarta as the capital city of Indonesia, can be a liaison with various other satellite cities to develop Steemit. The existence of Steemian in Jakarta is very strategic to spread the wings of Steemit to various surrounding cities.

  4. Steemians in Jakarta are writers with beautiful written language skills, can be a driver for others to participate actively in Steemit. They also have better oral communication skills.

  5. More rapid and advanced technology and information in Jakarta is a strategic factor for developing Steem, Steemit and SBD throughout Indonesia.

We still need to wait for the next Steemians Jakarta. In many ways, Jakarta is superior to other cities in Indonesia. Whether on the Steemit platform will also be so, time will answer it. []

Meetup Jakarta_04.jpg
Photos by @ayijufridar and @viviehardika


Tatkala Steem/it Mengguncang Ibukota di Hari Bumi

Saya sering berjodoh dengan Steemit. Dalam beberapa even, tanpa mengagendakannya terlebih dahulu, saya malah hadir karena ada agenda lain. Demikian juga dengan kegiatan promo Steem/itu di Jakarta yang berlangsung di Kafe Cangkir Sembilan di Apartemen Kalibata, Jakarta. Setelah selesai dengan agenda kantor, sahabat Steemians dari Jakarta sudah menunggu.

Agenda Steemit di Jakarta sudah dirancang jauh-jauh hari dengan tema yangn khusus, yakni tentang investasi di Steemit. Pembicaranya adalah @razack-pulo yang memang dikenal satu di antara sedikit investor di Steemit Indonesia. Sejatinya @razack-pulo adalah seorang dokter yang aktif di Steemit. Dia juga sedang ada kegiatan lain di Jakarta.

Akhir pekan itu menjadi sibuk sejak sore sampai menjelang hari berganti. Setelah mengikuti acara bedah buku Bamby Cahyadi di Cikini, saya bersama dua penulis @kurnia-effendi dan Dharmawati TST, menuju Kalibata. Mobil @kurnia-effendi menembus gerimis tipis laksana ribuan titik jarum ditumpahkan dari langit.

Acara sudah dimulai ketika kami sampai. Sebagian besar Steemians di Jakarta adalah para penulis dan budayawan. Tidak heran banyak kegiatan seni di meetup tersebut. Ada pembacaan puisi yang disampaikan @jkfarza dan @mpugondrong, setidaknya penampilan dua penyair itu sempat saya saksikan. Bagi saya, ini untuk kedua kalinya saya menyaksikan gaya pembacaan puisi @mpugondrong yang menawan. Tahun 2010, saya pernah menyaksikan ia membaca puisi dengan gaya khas di Warung Apresiasi Bulungan, Jakarta.

Meetup dipandu @musismail, seorang jurnalis dan juga penulis asal Aceh yang sudah lama berkarier di Jakarta. Dia mengaku banyak melakukan kesalahan ketika bergabung di Steemit karena tidak ada yang memandu.

@razack-pulo memulai acara dengan sejarah ia bergabung di Steemit bersama @bahagia-arbi yang mengunjungi Lhokseumawe untuk belajar kepada @abduhawab. Dia mulai berinvestasi di Steemit dengan membeli SBD secara langsung dari beberapa Steemians. Hasil investasi tersebut sebagian besar dia lakukan power up sehingga sampai sekarang jumlah Steem Power sudah 3.000 lebih. SBD dari hasil menulis juga digunakan untuk power up. Masalah power up dan power down kemudian saya bahas lebih dalam ketika diberi kesempatan bicara pada sesi berikutnya. Saya menyarankan, Steemians di Jakarta yang banyak dihuni budayawan, membudayakan power up sebab Steem Power tinggi merupakan salah satu sumber kewibawaan seorang Steemians.

Diskusi sangat hidup karena sebagian besar peserta adalah penulis senior. Meski sudah senior, mereka tidak segan-segan mempertanyakan masalah yang barangkali bagi Steemian lain masih remeh-temeh. Misalnya, dari mana mereka tahu kalau postingan mereka sudah mendapatkan upvote dari whale. Masalah nilai reputasi, tags, cara mencairkan SBD, timing yang tepat untuk postingan, adalah beberapa topik yang berakhir dengan diskusi panjang. Ada juga saran dari @blogiwank yang mengingatkan agar Steemians menjaga kualitas konten.


Meetup Jakarta_03.jpg


Jalan ke Kalibata sering macet tak kenal waktu, apalagi di akhir pekan. Kondisi ini membuat @razack-pulo terlambat hadir di lokasi. Situasi sangat dilematis karena pada pukul 21.00 WIB, listrik akan padam selama satu jam untuk memeringati Hari Bumi pada 24 Maret. Kami sepakat acara tetap berlanjut di bawah cahaya lilin saat listrik padam. Saya sudah membayangkan meetup yang romantis di Jakarta, dengan beberapa penulis cantik mengintip di balik cahaya lilin yang temaram.

Namun, listrik tidak padam sampai acara selesai. Seperti di berbagai meetup, acara ditutup dengan foto bersama. Bagi saya, acara ini sangat berkesan karena menjadi ajang reuni dan bertemu dengan sahabat di dunia maya untuk pertama kali, seperti dengan @beladro yang sudah lama saya kenal. Saya juga berjumpa kembali dengan Edrida Pulungan, seorang bloger aktif yang saya kenal dalam shutter bus di Bandara Soekarno Hatta bersama suaminya. Hai Edrida, saya belum tahu nama akunmu. Saya juga bertemu kembali dengan penulis @willyana dan @apilopoly. Untuk pertama kali bertemu dengan penulis muda @viviehardika, bertemu @andrianhabibi, @kiting yang datang dari Depok, @anggreklestari, dan masih banyak lagi. Maaf, saya tidak sempat mencatat malam itu.



Promo Steem/it di Jakarta di tangan para penulis dan budayawan menjadi titik penting bagi perkembangan Steemit di Indonesia bahkan dunia. Beberapa aspek penting bagi masa depan Steem/it adalah;

  1. Jumlah pengguna sosial media di Jakarta sangat tinggi. Banyak Steemians di Jakarta sebelumnya adalah blogger yang tetap semangat menulis meski tidak mendapatkan bayaran.

  2. Selain penulis yang memiliki jaringan luas, Steemians di Jakarta juga banyak dari kalangan jurnalis yang memiki akses dengan calon investor. Mereka bisa menggaet calon investor untuk menanamkan modal di Steemit.

  3. Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia, bisa menjadi penghubung dengan berbagai kota satelit lainnya untuk mengembangkan Steemit. Keberadaan Steemian di Jakarta sangat strategis untuk melebarkan sayap Steemit ke berbagai kota di sekitarnya.

  4. Steemians di Jakarta adalah para penulis dengan kemampuan berbahasa tulis yang indah, bisa menjadi pendorong bagi pihak lain untuk ikut aktif di Steemit. Mereka juga memiliki kecakapan komunikasi lisan yang lebih baik.

  5. Teknologi dan informasi yang lebih cepat dan maju di Jakarta menjadi faktor strategis untuk mengembangkan Steem, Steemit, dan SBD ke seluruh Indonesia.

Kita masih perlu menunggu gebrakan Steemians Jakarta selanjutnya. Dalam berbagai hal, Jakarta lebih unggul dibandingkan kota lainnya di Indonesia. Apakah di platform Steemit juga akan demikian, waktu akan menjawabnya.[]


Meetup Jakarta_05.jpg

Meetup Jakarta_06.jpg


Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
51 Comments