Photo by @faisalilyas
Jam 10 malam kami sampai di kantor AcehTrend, tempat dimana meetup diadakan keesokan harinya. Kami disambut hangat oleh kawan-kawan steemian yang nampaknya sedang menunggu kedatangan kami. Jujur saya merasa takjub tatkala melihat kekompakan yang terjalin di antara mereka, terpadu dalam satu wadah yakni sebuah komunitas steemit yang membuat mereka ingin tumbuh bersama di platform ini. Saya dan @abduhawab langsung dipersilahkan di bangku di bawah rumah Aceh yang artistik dan terbilang sangat menarik. Malam itu langsung saya dihadapkan dengan diskusi ringan bersama kawan-kawan KSI Banda Aceh tentang perkembangan steemit. Mendengar pertanyaan mereka, saya sepertinya ingin menghindar disebabkan kemampuan saya menjelaskan masih rada gugup. Tentu tidak mudah bagi saya beradaptasi dengan kata-kata yang tersusun rapi disebabkan kegugupan dan kepandaian saya masih di bawah rata-rata.
Sejak malam itu, saya sudah merasa sedikit gelagat kacau yang menyebabkan nyali saya ciut nantinya. Namun saya selalu disemangati oleh @abduhawab untuk bisa membuka diri dan berkelaborasi dengan keadaan. Di saat itu pula, saya juga didukung langsung oleh orang sekaliber @rismanrachman yang dikenal dengan kepiawaiannya menyampaikan orasi dan guru bagi banyak kalangan. Tentu kondisi yang saya alami kerap dirasakan oleh orang-orang lain bahkan bang @rischmanrahman juga pernah mengalaminya. Pencerahan yang beliau sampaikan sedikit membuat saya lega, karena bagaimanapun saya harus berkelahi dengan rasa gugup saya sendiri. Kawan! Ini tidak mudah, jujur itu merupakan pengalaman saya pertama berdiri di hadapan orang-orang yang berpendidikan dan berbakat.
Photo by @ihansunrise
Saya sadari, banyak kawan-kawan kurang puas dengan penampilan saya di acara meetup, dan saya juga merasakan bahwa penyampaian saya kurang dipahami, lantaran kondisi kemampuan orasinya sangat sangat terbatas sekali. Kawan-kawan bisa melihatnya sendiri, dan itulah saya. Namun saya akan selalu belajar untuk lebih baik ke depannya. Tantangan semacam ini akan saya bedah lagi menjadi pelajaran yang selalu akan saya ingat dan menjadikannya sebagai langkah awal untuk memberikan yang terbaik nantinya.
Sebenarnya, banyak yang ingin saya sampaikan di meetup itu, dan tentu kawan-kawan pasti mengharapkan lebih, namun sekali lagi saya mohon maaf atas ketidakmampuan saya beradaptasi dengan rasa gugup yang saya alami. Adapun hal-hal tersebut, saya akan menyampaikan saja lewat tulisan ini, dan mohon dimakluminya.
- Saya merasa bangga melihat perkembangan komunitas steemit chapter Banda Aceh yang diisi oleh anak muda kreatif dan bersemangat untuk berpikir maju di platform ini.
- Komunitas adalah unit terkuat untuk menyatukan seluruh individu yang ingin berkembang
- Di dalam komunitas kita bisa berbagi tentang segala hal, dan tempat di mana kita dihadapkan dengan sikap kebersamaan untuk membantu satu sama lain.
- Tidak ada namanya kebahagian tanpa berbagi, dan komunitas adalah tempat di mana kebahagiaan itu tercipta
- Jadikanlah sebuah komunitas untuk merajut silaturrahmi
- Jangan jadikan komunitas sebagai kendaraan untuk kepentingan pribadi, sukses bersama, gagal pun bersama.
Bagi saya, komunitas itu bukan hanya sekedar wadah perkumpulan semata, tapi komunitas adalah sebuah keluarga besar yang disitu terdapat keragaman dan kemampuan yang berbeda-beda. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kepada senior-senior untuk terus membimbing dan mengajari mereka yang belum paham bagaimana menggunakan platform ini dengan baik.
Disini juga saya ingin menyampaikan, bahwa saya sangat bangga melihat antusiasme kawan-kawan mengikuti acara steemit meetup, dan saya bisa merasakan keinginan kawan-kawan untuk membesarkan komunitas steemit dan menjadikannya tempat utama untuk berbagi. Saya sangat berterimakasih kepada seluruh kawan-kawan Komunitas Steemit Indonesia Chapter Banda Aceh atas partisipasi dan penyambutan yang sangat luar biasa. Komunitas adalah kita, kita adalah komunitas.