Mengapa Peminat Steemit Paling Banyak di Propinsi Aceh, Indonesia? | Why Does The Steemit has Many Devotes in Aceh Province, Indonesia?

image

BAHASA

Apakah Anda sudah mengenal Steemit? Pertanyaan ini, jika ditanyakan di Aceh terutama para anak mudanya, pasti langsung di jawab "Ya, saya sudah mengenal Steemit." Bukan hanya mengenal, saat ini banyak sekali yang sudah pada tingkat mengajak orang Aceh lainnya untuk bergabung di Steemit.

Aceh bisa disebut daerah awal di Indonesia yang menyambut Steemit dengan hangat, aktif bergerak, dan makin diminati. Ada apa dengan Steemit, apa yang ditawarkan, dan bagaimana prospek masa depan Steemit?

Secara mudah, Steemit yang didirikan oleh dirikan oleh @Ned Scott dan Daniel Larimer ini berbeda dengan media sosial facebook dan twitter. Kasarnya, jika berbagi di media sosial lain hanya menguntungkan pemilik media sosial itu, maka di Steemit justru diterapkan bagi hasil atau bagi untung, 50:50 persen alias bagi dua.

Tentu banyak perbedaan lainnya, namun konsep bagi hasil atau bagi untung dari pendapatan itu menjadi daya tarik bagi banyak orang di dunia saat ini untuk berpindah ke Steemit.

Untuk itu, terjadilah konsep berbagi peran, yang semua peran dihargai. Pengembang/pendiri mendapat bagian, penulis mendapat bagian, termasuk pemberi komentar mendapat bagian.

Hanya saja, untuk mendapat bagian semua pihak dituntut untuk kreatif, berpikir inovatif dan cerdas dalam menyajikan informasi, baik berupa narasi atau teks, foto dan video.

Lebih dari itu, Steemit juga sangat menekankan kejujuran dan orisinalitas dari produk informasi yang dibagi.

Performace sedemikian rupa yang dibangun oleh Steemit sangat dekat dengan kehendak rakyat Aceh yang terus menerus ingin memiliki usaha yang lebih sesuai dengan spirit Islam, yang sangat menghargai kerja keras, kerja cerdas dan kerja jujur serta kerja sama saling menguntungkan.

Dengan begitu wajar saja jika saat ini Steemit makin diminati di Aceh. Di berbagai warung orang-orang berkumpul saling berbagi informasi tentang Steemit. Begitu juga di berbagai group, sudah ada sejumlah group yang anggotanya saling memberi dukungan. Dan untuk menghasilkan informasi yang menarik, para Steemians harus bergerak aktif untuk menemukan informasi dan foto yang orisinal dan menarik. Para Steemians harus berani belajar lebih giat agar tidak hanya bisa menulis tapi juga mampu menyajikan tulisan yang menarik.

Pemandangan ini berbeda di awal-awal Steemit dikenal , di mana pengguna Steemit masih diam-diam dan sembunyi-sembunyi. Sekarang, dengan Steemit orang-orang sudah mulai saling terbuka dan saling mendukung, apalagi setelah banyak yang mendapat manfaat materi dari Steemit.

Dengan fakta kemiskinan dan fakta pengangguran yang makin banyak di Aceh, maka lapangan usaha berbasis media sosial seperti Steemit bisa menjadi solusi bagi mengecilkan angka pengangguran dan angka kemiskinan yang masih terus mengepung Aceh.

Pada saatnya, elit di Aceh tidak bisa lagi mengabaikan anak-anak muda yang duduk di warung sebab dari laptop dan hape mereka uang bisa dihasilkan. Bahkan, pemerintah semestinya menyediakan area internet kencang dan lebih luas bagi pekerja di media sosial sebab mereka bukan lagi pengangguran melainkan pekerja kreatif. []

image

image

ENGLISH

Have you known about the steemit? If you ask for people in Aceh mainly to the young men, they must answer it at once, “of course, I got it”. They are not only have been got the information on steemit, even most of them share the information to other people in Aceh to join the steemit.

All we can say Aceh is the pioneer of steemit writers in Indonesia. The steemit is answered cheerfully and many young men are going in joining for steemit as well. what’s Up with steemit? What do they over? And how is the perspective of the steemit in the future?

Steemit was founded by @Ned Scott and Daniel Larimer. The steemit is different from Facebook, Twitter and other social media. When the other social media are only profittable for its founder,But the steemit share its profit 50:50.

Of cours,e there are many other differencies, but the concept of sharing profit has make a lot of people in the world moved to Steemit.

Therefore, the concept of sharing role is happening, all are being appreciated. Developer/inventor, writers, and comentators have their own shares.

But to get that shares, all are demanded to be creative, innovative, and smart in providing information, either text nor narative, video nor picture.

Furthermore, Steemit has a great emphasis on honesty and originality of the information that shared.

This kind of performance which built by Steemit, is very close to Aceh people's will. Aceh people are willing to have businesses that suitable with Islamic spirit which appreciate effort, intelligent, honesty and profitable collaboration.

Thus, no wonder if there are a lot of Steemit devotees in Aceh. People are gathered in coffee shop to share Steemit's informations, as well as in some other groups. In order to provide interesting informations, Steemians have to move actively, provide original and interesting pictures. Steemians need to have guts to learn more, not only able to write but could provide interesting writing.

This kind of views are different from the beginning of Steemit, when Steemit used quietly and stealthily. Now, they are more open with a lot of supports, especially when it is beneficial.

With the fact that there a re a huge amount of poverty and unemployment in aceh, Steemiy becomes one of a solution to decrease poverty and employment numbers.

One day, the elite in Aceh no longer be able to ignore young people who sit inside the coffee shop, since they could have money from their laptop and cellular phone. Evem government is supposed to provide fast internet area for social media workers. They are not unemployment people, they are creative workers. []

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
25 Comments