#pehtem : Sebuah Ide Yang Menarik

Intro


Sebenarnya tulisan ini sudah saya persiapkan sejak dua hari lalu. Tetapi baru sempat saya unggah hari ini.

@cicisaja dan #pehtem


Pertama kali saya mengenal @cicisaja adalah beberapa hari sebelum bulan puasa kemarin. Waktu itu, beberapa saat setelah maghrib, saya membuka Telegram dan mendapat beberapa notifikasi di SteemAlert, termasuk salah satunya komentar beliau di salah satu artikel saya yang dibuatnya beberapa jam sebelumnya, mengajak saya berjumpa untuk ngopi di sebuah café di sekitaran pusat kota Lhokseumawe. Jujur, saya bingung juga, karena saya tidak mengenal beliau dan belum pernah berkomunikasi dalam bentuk apapun sebelum itu, termasuk saling komentar di Steemit. "Siapa ini, ya?" Batin saya saat itu. Dan saya jawab juga meskipun demikian.

Setelah selesai urusan saya dengan Telegram, utamanya SteemAlertBot, saya pun membuka Discord dan menerima beberapa pesan Direct Message (DM) salah satunya dari bruder @el-nailul yang mengabari bahwa beliau sedang di Kota Lhokseumawe, dan mengajak saya untuk bertemu di salah satu café. Pesan tersebut dikirim hampir bersamaan dengan dikirimkannya komentar @cicisaja tadi. "Ah!" pikir saya saat itu, "pasti ini dia yang mengenalkan saya ke @cicisaja." Dan iya, beliau lalu bercerita sedikit tentang @cicisaja sehingga saya mengenalinya sedikit.

Lalu saya mengunjungi blog @cicisaja. Kesan utama yang saya dapatkan di sana adalah bahwa beliau suka menulis artikel dalam bahasa Aceh. Katanya dalam sebuah komentar, "Kalau saya menulis dalam bahasa Aceh, salah satu sebabnya mungkin karena saya sedang rindu kampung." Boleh juga itu alasannya, mengingat beliau sudah sekian lama menetap di Pulau Jawa bersama suami beliau, @dipoabasch yang berasal dari sana. Halo bu @cicisaja. Berapa lama bu @cicisaja sudah tinggal di sana? Apa ada alasan lain kenapa menulis dalam bahasa Aceh? 😀

#pehtem, Arti, Dan Kontes Menulis


Nah. Makin menarik, beberapa hari lalu beliau mengunggah sebuah artikel tentang kontes menulis dalam bahasa Aceh, dengan tagar khusus #pehtem. Menarik juga untuk mengetahui apakah tagar #pehtem itu ide beliau atau beliau mengadaptasikannya dari yang lain. Semoga beliau mau mengelaborasikan di bilah komentar tentang asal muasal tagar #pehtem tersebut.


#pehtem, bagi para pembaca yang tidak paham, adalah bahasa Aceh, ya memang agak mirip-mirip bunyinya dengan kata bahasa Swedia, tapi percayalah, bukan! 😀 #pehtem adalah kata majemuk yang berasal dari dua kata:

  • pèh (e dibaca seperti pada kata bebek) [v] = pukul, memukul, hantam, menghantam, dan sejenisnya;
  • t'ém ( ' menandakan bunyi sengau, e dibaca seperti pada kata *komentar") [n] = 1) kaleng, atau wadah berbentuk kotak atau sebagainya yang terbuat dari logam tipis; 2) logam tipis;

Pèh t'ém, adalah ungkapan untuk menyebutkan gelagat "bikin gaduh", atau sorak sorai. Pèh t'ém bisa jadi untuk meramaikan sesuatu hal, ibarat tim sorak pada suatu event, atau bisa juga sebagai event itu sendiri. Ketika pèh t'ém adalah sebuah event mandiri, maka itu dimaksudkan sebagai sebuah upaya untuk bikin heboh, agar dikenali atau disadari eksistensinya, sehingga lebih ramai orang bisa terlibat atau setidaknya menjadi tahu tentang sesuatu.

Tetapi "pèh t'ém" memiliki konotasi yang bagi sebagian orang akan dicap negatif juga, yaitu sebagai sesuatu yang tidak serius, untuk lucu-lucuan saja, lelucon, dan sebagainya. Memangnya kenapa orang mau memukul-mukul kaleng kalau bukan kurang kerjaan? Hehe. Tetapi, menurut saya, bercanda pun harusnya serius. 😀

Terimakasih kepada siapa saya yang bersedia mengoreksi dan / atau menambal kekurangan jika merasa bahwa saya telah membuat kesalahan dan / atau kekurangan di dalam mengartikan istilah bahasa Aceh pèh t'ém tersebut.

Kembali ke bu @cicisaja dan kontes beliau, silahkan kunjungi tautan ini untuk mempelajarinya. Sebarkan juga berita tersebut kepada rekan-rekan Steemonian Anda yang lainnya, sehingga kontes pertama yang diprakarsai bu @cicisaja itu bisa sukses.

Terimakasih


Terimakasih telah singgah. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya, dan semoga mampu menyelamatkan puasanya.

Jangan sungkan mengomentari, dan saya TIDAK ANTI KOMENTAR PANJANG, ukuran bagi saya bukan hal utama, namun isinya lah yang penting. Tetapi jika itu layak dijadikan artikel, saran saya buat saja itu sebagai artikel Anda dan lekatkan tautannya di bilah komentar dan/atau mention saya di artikel tersebut (perhatikan untuk menulis nick dengan benar), ini tentu membawa manfaat lain kepada Anda pada gilirannya. Segala masukan akan menjadi pelajaran berharga bagi saya dan saya harap mampu menambah isi kepada cangkir saya.

The City of @neoxian
Slot Kosong.

situs web | Server Discord

From Indonesia With L💜VE


@aneukpineung78 | Telegram Saya

H2
H3
H4
3 columns
2 columns
1 column
35 Comments