Bocah itu datang dari dasar lautan. Dia bocah yang pemarah dan datang dengan dendam membara. Lalu...
Source: Pixabay
Nah, kamu sudah lihat, pada akhirnya hal-hal yang biasa pun terjadi: Lelaki Keras Kepala itu menikah dan tentu saja dia kemudian memukulinya. Bila dia ingin menambah pukulan khusus, dia ambil kotak dan memukulkannya ke perempuan malang itu.
Suatu hari, ketika lelaki itu memukulinya seperti biasa, istrinya melarikan diri. Padahal, dia sedang hamil besar. Dia berjalan lurus ke laut dan hampir tenggelam, tetapi tiba-tiba dia sadar kembali dan menemukan bahwa dia telah berada di dasar laut. Di sana dia membangun sebuah rumah sendiri.
Di sanalah anaknya lahir. Ketika melihatnya, dia hampir mati ketakutan. Anak itu sangatlah jelek. Matanya seperti ubur-ubur, rambutnya dari rumput laut, dan mulutnya seperti kerang.
Mereka hidup berdua di sana. Anak itu pun tumbuh besar. Ketika sudah dewasa, ia bisa mendengar anak-anak bermain di bumi atas. "Aku ingin naik dan melihat," katanya.
"Jika kamu sudah tumbuh lebih kuat, kamu boleh pergi," kata ibunya.
Bocah itu mulai berlatih kekuatan. Dia berlatih tinju dengan batu. Akhirnya dia bisa mengangkat batu sebesar dada dan membawanya pulang.
Suatu malam, ketika hari sudah gelap, keduanya mendengar lagi suara panggilan dari atas. Anak-anak, yang tidak puas hanya dengan berteriak-teriak dalam permainan mereka, mulai menjerit "Iyoi-iyoi-iyoi" dengan segenap kekuatan mereka.
"Sekarang aku akan pergi bersamamu," kata sang ibu. "Tetapi kamu tidak boleh masuk ke rumah-rumah terdekat di pantai karena dari sanalah aku sering melarikan diri ketika ayahmu memukuliku. Aku telah banyak menderita di sana. Dan bila kamu mendorong kepalamu, pastikan untuk terlihat semarah yang kamu bisa."
Ada dua rumah di pantai. Yang satu sedikit di atas yang lain. Ketika mereka naik ke darat, sang ibu tiba-tiba melihat bahwa putranya pergi ke rumah yang paling dekat pantai. Dia pun berteriak: "Ha-a, Ha-a! Ketika ayahmu memukulku, aku selalu berlari kesana. Pergilah ke atas."
Sekarang bocah itu membuat wajahnya segarang mungkin dan mendorong kepalanya ke ambang pintu rumah. Semua orang di dalamnya tersungkur mati ketakutan. Dia ingin memukul ayahnya tetapi ayahnya sudah lama meninggal. Lalu dia turun lagi ke dasar laut.
Ketika fajar menyingsing, orang-orang dari rumah dekat pantai keluar dan berkata: "Ai! Jejak apa ini, semua penuh rumput laut?"
Melihat jejak-jejak itu mengarah ke rumah yang agak jauh ke atas, mereka pun mengikuti ke sana dan menemukan semua orang di dalamnya telah mati ketakutan.
Cerita ini diterjemahkan dari "The Boy from the Bottom of the Sea, Who Frightened the People of the House to Death" di Eskimo Folk-Tales yang disunting oleh Knud Rasmussen (Gyldendal : 1921) dengan sejumlah modifikasi. Versi asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca di Project Gutenberg.
This is my Eskimo Stories Project. I translate Eskimo Folk-Tales (Gyldendal : 1921) into Bahasa Indonesia to introduce Eskimo art and culture to Indonesian and Malay-spoken language readers. There will be more than 50 stories I will publish. If I have enough money, I plan to print them in a book format. You can support me by upvote and resteem this post. I receive any donation for this project. Read all stories in tag #eskimofolktales.
#blogiwankwriting #ksijakarta #jakarta #indonesia #steemitbudaya #steem #steemit #budaya #life #culture #writing #story #literature #literary #book #eskimo #inuit #alaska #polar
Recent Posts
- Eskimo Folktales #12 - The Dwarfs | Para Kurcaci
- Cracker-Eating Competition: Indonesia Independence Day in My Village (Photography) | Lomba Makan Kerupuk
- Eskimo Folktales #11 - The Very Obstinate Man and Moon Man | Lelaki Keras Kepala dan Dewa Bulan
- Eskimo Folktales #10 - Wifeless Man and The Wizzard | Si Bujang Melawan Penyihir
- Eskimo Folktales #9 - Insects that Wooed a Wifeless Man | Serangga-serangga Pemikat Jomblo
I hope you like my work. Please upvote and resteem this post and follow @blogiwank if you support me. |